Ideologi di masa kini paling tidak masih dapat dimasukkan ke dalam kecenderungan masa lampau. Kecenderungan tersebut adalah “kiri” yaitu pihak yang menghendaki perubahan kondisi saat ini, “kanan” yaitu pihak yang hendak mempertahankan kondisi saat ini, dan pihak ketiga yang bersikap anti terhadap pemerintahan atau rezim politik.
Ideologi adalah gagasan prediktabilitas yang sifatnya baku, yang digunakan baik oleh para politisi maupun warga negara seputar bagaimana menciptakan kebaikan publik. Kebaikan publik adalah keyakinan bersama suatu komunitas politik seputar tujuan apa yang harus dicapai oleh suatu pemerintahan. Tujuan-tujuan tersebut bisa saja berupa keamanan, kesejahteraan, kesetaraan, kebebasan, atau keadilan bagi seluruh warga negara.
Kembali ke masalah “kiri”, “kanan”, dan anti pemerintahan. Pembicaraan mengenai tiga posisi tersebut kemudian menjadi relatif apabila digunakan untuk mengidentifikasi aneka kelompok di negara-negara berbeda. Di Amerika Serikat, ideoogi “kanan” diwakili oleh kelompok Konservatif yang banyak mengumpul di Partai Republik. Sementara itu, ideologi “kiri” diwakili kelompok Liberal yang banyak mengumpul di Partai Demokrat. Namun, di Eropa daratan kelompok Liberal oleh warga negaranya disebut sebagai “kanan” atau Konservatif karena memiliki tujuan mempertahankan kondisi sosial yang ada. Kelompok “kiri” di Eropa daratan diwakili oleh kaum Sosialis, yang sedikit banyak menggunakan gagasan Marxis di dalam ideologi politik mereka. Dengan demikian akan keliru apabila pengamat ideologi mempersamakan kelompok Liberal di Eropa daratan dengan Amerika Serikat.
Ideologi Sumber Gridlock Politik
Sumber Foto:
https://politicstheorypractice.com/2016/03/03/on-political-ideology-and-pragmatism/
Hal penting yang perlu dilakukan di dalam mengamati persoalan ideologi ini adalah persamaan persepsi mengenai apa yang disebut “kanan” atau konservatif dengan “kiri” atau progresif. Selain itu, gagasan anti pemerintahan pun kini telah banyak bermunculan, yang konsepsi dasarnya berbeda dengan apa yang disebut “kiri” maupun “kanan.”
“Kanan” identik dengan masalah keamanan negara, deregulasi sektor bisnis dan industri, juga pemotongan pajak bagi laba perusahaan dan warisan. “Kanan” cenderung menolak gagasan “negara kesejahteraan” dan menyatakannya sebagai tujuan politik orang-orang malas. Sebaliknya, “kiri” identik dengan konsep “negara kesejahteraan”, jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, pajak progresif (pajak makin tinggi bagi yang berpenghasilan makin tinggi), pemotongan anggaran pertahanan, jaminan perumahan, dan jaminan transportasi.
Amerika Serikat dan Eropa daratan memiliki perbedaan atas kecenderungan “kiri” dan “kanan” ini. Eropa daratan memiliki kecenderungan “kiri” sementara Amerika Serikat memiliki kecenderungan ke “kanan.” Partai-partai berkecenderungan “kiri” lebih banyak di Eropa daratan dan di Amerika Serikat bahkan kaum “kiri” mereka hanya terkonsentrasi di Partai Demokrat, partai yang di Eropa daratan justru dianggap sebagai “konservatif.”
Anti Pemerintahan
Anarkisme adalah suatu sistem yang menentang setiap bentuk pemerintahan. Penentangan tersebut dilakukan baik melalui pengabaikan aneka hukum yang berlaku maupun kekerasan. Anarkisme pernah terjadi di Russia sejak 1905 hingga 1917, dengan mana Mikhail Bakunin menyerang apapun tindakan rezim Tsar Nicholas II. Anarkisme Bakunin merupakan persiapan menuju Revolusi Bolshevik Oktober 1917.
Mirip dengan Anarkisme, juga dikenal istilah lain yaitu Nihilisme. Nihilisme adalah suatu filsafat yang mempertahankan penghancuran total atas setiap lembaga sosial maupun politik. Tidak ada tujuan dari Nihilisme melainkan di dalam tindak penghancuran itu sendiri. Nihilisme populer melalui filsafat Friedrich Nietszhe, seorang filosof Jerman yang di akhir hidupnya menderita kegilaan akibat penyakit sifilis yang ia derita. Dalam pikiran Nietzsche will to power adalah kecenderungan melekat pada manusia. Tindakan penghancuran atas aneka struktur sosial dan politik merupakan manifestasi dari kehendak untuk berkuasa. Nietzsche sesungguhnya melangkah lebih jauh lagi yaitu melalui tindakan penghancuran maka manusia berhasil menjadi tuhan di muka bumi.
Jika anarkisme Bakunin memberi jalan bagi terbitnya rezim totalitarian komunis di Uni Soviety 1917, maka nihilisme menciptakan rezim totalitarian fasis di sejumlah negara Eropa. Kelompok anti pemerintahan lebih bertindak sebagai kelompok transisional, sebelum bentuk rezim yang lebih “menakutkan” akhirnya terbentuk. Baik rezim komunis maupun fasis sebenarnya adalah satu mata uang dengan dua sisi berbeda. Muara dari kedua rezim totalitarian tersebut adalah sama yaitu penguasaan total atas aneka struktur sosial dan politik suatu negara.
Kanan
Monarkisme
Salah satu ideologi paling tua dalam konteks “kanan” adalah Monarkisme. Monarkisme didasarkan atas keyakinan bahwa kekuasaan politik harus terkonsentrasi di satu tangan dan memerintah dengan dekrit. Monarkisme adalah ideologi politik paling tua dan telah memperlihatkan diri sekurangnya sejak kehidupan suku-suku manusia dalam proses evolusi. Di aneka suku tersebut selalu ada alpha male yaitu seorang laki-laki yang menjadi pemimpin atau sekurangnya lebih dominan ketimbang laki-laki lainnya di kelompok yang sama. Alpha male cenderung mengatur hampir segalanya. Di era moderen dan kompleks, gagasan alpha male ini dilanjutkan dengan Monarkisme.
Bahkan dua filosof penting zaman klasik seperti Plato dan Aristoteles pun masih meneruskan anggapan baiknya mengenai “monarkisme” ini. Bagi Plato suatu negara itu paling baik apabila dipimpin oleh seorang raja yang sekaligus filosof. Bagi Aristoteles, sistem pemerintahan yang paling baik adalah Monarki, bukan lainnya.
Di masa moderen, gagasan alpha male ini dilanjutkan dengan Monarkisme. Monarkisme paling jelas diperlihatkan oleh lama bertahannya sistem kerajaan berdasarkan dinasti dalam sejarah dunia. Dinasti Mu’awiyah, Abbasiyah, Utsmaniyah, atau Romanov adala pola pemerintahan di mana di setiap masanya seorang raja berkuasa. Hingga saat ini pun gagasan Monarkisme terus hidup saat kita mengamati perilaku negara-negara seperti Arab Saudi, Maroko, Kuwait, Yordania, Bhutan, Brunei Darussalam ataupun Swaziland. Di sejumlah negara Eropa, Monarkisme terus dipertahankan sebagai simbol pemersatu bangsa seperti tampak di Denmark, Inggris, Spanyol Norwegia, Swedia, ataupun Belanda. Kendati tidak memiliki kewenangan efektif di dalam pemerintahan, simbolisme yang dibawakan aneka Monarki tersebut masih mendapat perhatian warga negaranya. Gagasan Monarki terkait erat dengan gagasan kejayaan nasional suatu bangsa.
Fasisme
Fasisme adalah sistem politik totalitarian yang dikendalikan oleh pemimpin karismatis populer dengan mana satu partai politik mengendalikan kekerasan secara terkendali di suatu negara. Dalam Fasisme terjadi kendali sosial dan politik secara penuh. Fasisme berbeda dengan Komunisme, dengan mana di dalam Fasisme perusahaan negara kendati pun dijalankan oleh negara tetapi kepemilikannya adalah pribadi. Sementara resminya, di Komunisme perusahaan seluruhnya dijalankan dan dimiliki oleh negara. Namun, pada kenyataannya di negara komunis semisal Cina kini telah banyak perusahaan yang dimiliki oleh swasta atau pribadi. Dengan demikian pada hakikatnya sifat “ekonomi” dari Fasisme maupun Komunisme adalah sama. Keduanya mempertahankan totalitarianisme di bidang politik, tetapi di bidang ekonomi mereka membuka akses atas kepemilikan pribadi.
Fasisme menjadi populer pasca Perang Dunia I dengan mana bermunculan rezim-rezim fasis yang menggantikan Monarkisme. Mereka ini misalnya Fransisco Franco di Spanyol (menggantikan Monarki Spanyol), Oliveira Salazar di Portugal (menggantikan Monarki Portugal), Miklos Horty di Hungaria (menggantikan Monarki Hungaria), juga Juan Peron di Argentina. Selain itu pun terdapat Benito Mussolini di Italia sebagai pendiri rezim Fasis yang terkenal.
Fasisme (juga untuk derajat tertentu, Monarkisme) bisa muncul dan bertahan akibat mereka menyalurkan sifat instingtif dalam perilaku politik manusia. Unsur instingtif tersebut adalah etnosentrisme, xenophobia, rasisme, serta perilaku politik trade-off. Mengenai insting dasar manusia ini telah dijelaskan dalam artikel Biopolitik Neo Darwinian.
Relijius Kanan
Di Amerika Serikat kaum relijius kanan ini muncul pasca terpilihnya Ronald Reagan. Reagan beragama Katolik, sementara di Amerika Serikat, secara tradisional seorang presiden itu harus memenuhi konsep WASP atau White Anglo Saxon Protestant. Gerakan reaksi atas keterpilihan Reagan diwaliki oleh gerakan Evangelis yang disebut “Kanan Baru.” Tokoh-tokoh seperti Jerry Falwell dengan gerakan Moral Majority maupun Pat Robertson sebagai penantang calon presiden adalah representasi gerakan relijius kanan di Amerika Serikat. “Kanan Baru” Amerika Serikat ini kemudian menduduki kekuasaan Amerika Serikat lewat terpilihnya George H. W. Bush (Bush senior). Kebijakan-kebijakan “Kanan Baru” ini sangat agresif seperti Perang Irak 1, yang kemudian dilanjutkan lewat Perang Irak 2 oleh anaknya (Bush junior). Akar “Kanan Baru” Amerika Serikat juga terdapat di dalam Gereja Pantekosta. Relijius kanan di Amerika Serikat dikenal sebagai Christian Coalition.
Kapitalisme
Inti dari Kapitalisme adalah sistem ekonomi dengan mana individu memiliki alat produksi dan dapat secara legal mengumpulkan kekayaan dengan jumlah tidak terbatas. Bagi Kapitalisme, pemerintah tidak boleh mengatur-atur kehidupan ekonomi perusahaan swasta. Bagi Kapitalisme, aspek produksi di dalam masyarakat bukan ditentukan oleh pemerintah melainkan oleh sektor privat. Perusahaan swastalah yang memutuskan hal-hal seputar pekerjaan, investasi, tabungan dan sejenisnya, bukan pemerintah.
Kapitalisme adalah ideologi pemenang, yang bahkan di Cina sendiri (negara komunis terbesar di dunia) Kapitalisme telah merasuki segala sendi pengaturan ekonomi negara tersebut. Kapitalisme di Cina dimulai sejak Deng Xiaoping menerapkan aturan ekonomi yang lebih pragmatis ketimbang Mao Zedong. Reformasi Deng membuat Cina kini menjadi negara Kapitalis baru dunia dan bahkan sanggup menantang negara inti Kapitalisme: Amerika Serikat. Kapitalisme Cina diuntungkan oleh biaya produksi yang sanggup ditekan, karena Komunisme dalam bidang politik membuat pemerintah Cina sanggup menjalankan peran selaku “pebisnis” swasta biasa. Ongkos produksi yang rendah membuat komoditas Cina sanggup diproduksi jauh lebih banyak dengan biaya jauh lebih murah ketimbang aneka komoditas Amerika Serikat. Perang ekonomi Cina versus Amerika Serikat terjadi di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Kiri
Ideologi “kiri” cenderung memandang manusia hidup secara bersama tanpa adanya kesenjangan satu sama lain. Sebab itu ideologi kiri selalu berupaya membuat stuktur-struktur sosial dan politik tidak dimonopoli oleh satu kelompok melainkan relatif harus lebih tersebar. Ironisnya, justru manakala suatu rezim “kiri” memerintah maka merekalah yang menjadi pihak dominan di dalam aneka struktur sosial dan politik tersebut.
Sosialisme
Salah satu ideologi “kiri” adalah Sosialisme. Sosialisme adalah ideologi yang menekankan pada kolektivisme berupa kepemilikan negara atas aneka milik individu ataupun privat. Sosialisme adalah antitesis dari Kapitalisme. Sosialisme menentang kepemilikan perusahaan pribadi dan sistem pasar bebas dalam Kapitalisme. Bagi Sosialisme negara harus menjadi satu-satunya aktor dalam aneka hubungan produksi, berupa penentuan cara produksi maupun kepemilikan alat produksi.
Komunisme
Salah satu kembangan dari Sosialisme adalah Komunisme. Komunisme kerap dipergunakan secara bergantian dengan Marxisme. Gagasan dasar Komunisme adalah suatu sistem politik yang didasarkan ata kesetaraan radikal. Sama seperti Sosialisme, Komunisme juga menentang Kapitalisme. Marxisme adalah filsafat politik yang membenarkan ideologi Komunisme. Sama seperti filsafat Nietzsche membenarkan Nihilisme, demikian pula pikiran Karl Marx membenarkan Komunisme.
Juga sama seperti Nihilisme kemudian menciptakan Fasisme, Marxisme juga menciptakan Komunisme dan menjadi Distopia. Hal-hal yang didengungkan dalam Marxisme manakala telah mewujud ke dalam rezim politik berasaskan Komunisme menjelma menjadi “monster” yang menakutkan. Tidak ada kesetaraan di dalam Komunisme karena Diktator Proletariat sesungguhnya muncul sebagai oligarki yang menguasai secara total seluruh aset negara. Pimpinan partai seperti Mao Zedong, Kim Il Sung, ataupun Fidel Castro muncul sebagai “Monarki” terselubung dalam baju Komunisme. Mereka sanggup hidup mewah dan terjamin sementara warga negara mereka hidup tertekan, tidak bebas, dan menjadi tenaga penggarap aneka perusahaan yang dikatakan “milik” negara padahal adalah milik Polit Biro partai.
Sosialisme Demokratik
Wujud dari dari ideologi “kiri” lainnya adalah Sosialisme Demokratik yang berkembang di Eropa daratan. Sosialisme Demokratik adalah bentuk pemerintahan yang didasarkan atas Pemilu oleh publik. Ada kepemilikan publik dalam hal kendali atas perusahaan publik dan sektor-sektor utama ekonomi. Selain itu terdapat pula penekanan atas kebijakan negara kesejahteraan terutama di bidang kesehatan dan pendidikan bagi keuntungan warga negara.
Negara kesejahteraan adalah suatu negara yang pemerintahnya memperhatikan penyediaan kesejahteraan sosial bagi para warga negaranya. Pemerintahnya juga biasanya memperhatikan aneka kebijakan publik spesifik berupa asuransi kesehatan, upah minimum, serta subsidi perumahan. Kelompok Sosialis Demokrat di Eropa daratan satu sama lain cukup mirip yaitu mengajukan konsep negara kesejahteraan di dalam program-program kerja partai mereka masing-masing. Lawan dari mereka adalah kelompok “kanan” yang biasanya terkonsentrasi di aneka partai nasionalis masing-masing negara.
0 Komentar
Anonim pun dapat berkomentar. Namun, tentu saja dengan akun pun sangat dipersilakan. Jika sudah klik Publikasikan. Juga pemirsa boleh bersoal/sharing tanggapan. Komentar pemirsa tentu tidak berisi kata atau link yang merujuk pada p*rn*grafi, jud*, *ogel, kekerasan, atau sejenisnya. Terima kasih.