Ad Code

Apakah Penelitian Kualitatif Itu

Apakah Penelitian Kualitatif itu? Pertanyaan seperti ini kerap disampaikan di bangku-bangku perkuliahan pendidikan sarjana, magister, maupun doktor. Jawaban yang diberikan oleh setiap dosen, di setiap kampus tentu saja akan saling berbeda. Semua bergantung pada pemahaman dan sumber bacaan yang digunakan masing-masing mereka.

Artikel ini juga sedikit berupaya menjelaskan pengertian mengenai penelitian kualitatif. Pendapat yang dirujuk adalah dari Robert K. Yin. Bagi Yin sendiri tidak ada definisi tunggal mengenai apa itu penelitian kualitatif. Dengan demikian Yin secara lebih bijaksana memberikan 5 (lima) fitur utama yang ada dalam penelitian Kualitatif. (Yin, 7-8)

Apa saja lima fitur dari penelitian Kualitatif menurut Yin? Kelimanya adalah:

1. Studying the meaning of people’s lives, under real-world conditions; [Mempelajari makna kehidupan manusia, di dalam kondisi nyata mereka]

2. Representing the views and perspectives of the people (… as the participants) in a study; [Merefleksikan cara dan sudut pandang manusia ( … selaku partisipan) dalam sebuah penelitian]

3. Covering the contextual conditions within which people live; [ Meliput aneka kondisi kontektual dalam mana manusia menjalani kehidupannya]

4. Contributing insight into existing or emerging concepts that may help to explain human social behavior; dan [Menyumbangkan wawasan tentang konsep yang ada atau yang kemudian muncul dengan mana konsep tersebut dapat membantu untuk menjelaskan perilaku sosial manusia].

5. Striving to use multiple sources of evidence rather than relying on a single source alone. [Berusaha untuk menggunakan banyak sumber bukti daripada hanya mengandalkan satu sumber saja.]

Bagi Yin, apabila suatu penelitian memiliki satu atau lebih fitur di atas maka penelitian tersebut dapat dikategorikan penelitian Kualitatif.


Penjelasan Fitur 1


Penelitian Kualitatif mempelajari makna kehidupan manusia, di dalam kondisi nyata mereka. Manusia selalu akan menunjukkan peran-peran mereka di keseharian. Manusia juga cenderung mengekspresikan peran tersebut melalui buku diari, jurnal, tulisan, dan bahkan foto-foto mereka. Seluruh kecenderungan tersebut sifatnya independen atau bebas dari aneka macam perilaku penelitian. Kecenderungan tersebut berdiri sendiri, tidak ada campur tangan dari pihak ketiga di luar individu.

Selain itu, sehubungan dengan fitur pertama ini, interaksi sosial akan muncul dengan invensi minimal dari aneka prosedur penelitian. Manusia akan menyatakan apa yang harus mereka katakan, bersikap sesuai dengan apa yang harus mereka tunjukkan. Peneliti tidak dapat mengintervensi kemunculan kata-kata atau perilaku tersebut. Adapun intervensi seorang peneliti hanya sebatas pemberian pertanyaan atau pedoman observasi. Selebihnya adalah subyek penelitian menanggapinya secara alamiah.

Robert K. Yin
Sumber Foto:
https://us.sagepub.com/sites/default/files/upm-assets/501003_author_photo.jpg

Dalam penelitian Kualitatif, subyek penelitian tidak akan ditempatkan di dalam suatu kerangkeng atau seting laboratorium. Mereka juga tidak akan terpengaruh oleh aneka hasil survey atau statistik. Subyek penelitian memiliki interaksi sosial yang khas dan belum tentu sama antara satu komunitas dengan komunitas lain. Sebab itu deduksi yang dihasilkan melalui hasil penelitian survey ataupun kuantitatif lainnya sifatnya tidak mengikat dan bersifat relatif manakala suatu penelitian Kualitatif dilakukan.


Penjelasan Fitur 2


Penelitian Kualitatif merefleksikan cara dan sudut pandang manusia ( … selaku partisipan) dalam sebuah penelitian. Dengan ini maka penelitian Kualitatif menjadi unik akibat kemampuannya mewakili cara dan sudut pandang para partisipan di dalam suatu penelitian. Justru upaya menangkap pandangan dan sudut pandang para partisipan inilah yang menjadi tujuan utama dari penelitian Kualitatif.

Dengan deikian aneka peristiwa serta aneka gagasan yang muncul dari suatu penelitian Kualitatif mampu merepresentasikan makna yang diberikan suatu peristiwan di kehidupan nyata. Ini dapat terjadi akibat adanya orang-orang yang mengalami langsung kehidupan tersebut. Sebab itu nilai, prakonsepsi, serta pemaknaan yang dipegang oleh peneliti harusnya tidak berlaku dalam konteks penelitian Kualitatif.


Penjelasan Fitur 3


Penelitian Kualitatif meliput aneka kondisi kontektual dalam mana manusia menjalani kehidupannya. Kondisi kontekstual yang diliput bisa berupa kondisi sosial, lingkungan, ataupun sosial. Catatan tegas atas ini adalah aneka kondisi tersebut harus berlangsung di mana subyek penelitian melangsungkan kehidupannya. Dengan aneka cara aneka kondisi kontekstual ini dapat saja secara kuat mempengaruhi aneka peristiwa dalam kehidupan manusia. Walau bagaimanapun juga, aneka metode ilmu sosial lain (kecuali sejarah) mengalami kesulitan dalam mendekati aneka kondisi ini.

Misalnya metode eksperimen cenderung melakukan pengendalian penuh atas kondisi kontekstual. Metode kuasi-eksperimen menerima aneka kondisi “alamiah” tetapi cenderung melengkapi diri mereka dengan desain penelitian yang fokus pada “sejumlah variabel” sehingga tidak mampu mengapresiasi aneka kondisi kontekstual yang ada. Sama pula dengan metode Survey yang memaksakan pada kebutuhan untuk secara hati-hati mengatur “degree of freedom” yang dipersyaratkan untuk menganalisis respon dari pertanyaan survey. Sebab itu Survey cenderung membatasi jumlah pertanyaan bagi suatu kondisi kontekstual. Metode Sejarah cenderung mampu mendekati kondisi kontekstual, tetapi penelitian Sejarah berlangsung pada konteks masa lampau, bukan peristiwa yang tengah berjalan seperti dalam penelitian Kualitatif.


Penjelasan Fitur 4


Penelitian Kualitatif menyumbangkan wawasan tentang konsep yang ada atau yang kemudian muncul dengan mana konsep tersebut dapat membantu untuk menjelaskan perilaku sosial manusia. Perlu diingat bahwa penelitian Kualitatif bukan sekadar diari atau kronik kehidupan sehari-hari. Hal-hal semacam itu cenderung menjadi versi umum suatu peristiwa di dunia nyata.

Sebaliknya, penelitian Kualitatif justru didorong oleh hasrat untuk menjelaskan aneka peristiwa sehari-hari tersebut. Penjelasan tersebut dapat menggunakan aneka konsep yang sudah ada ataupun yang kemudian muncul di saat penelitian tengah dilakukan.

Misalnya dalam menjelaskan pola interaksi di sebuah partai politik A, peneliti menggunakan konsep Patron-Klien. Peneliti berasumsi bahwa sebelum penelitian ia mengamati dari sejumlah sumber (diskusi, aneka berita online, “bocoran” dari informan partai A) bahwa interaksi internal di partai A berpola Patron-Klien. Saat melakukan penelitian dalam konteks kehidupan seperti rapat partai di dewan pimpinan pusat, rapat internal fraksi di parlemen, serta aneka wawancara yang ia lakukan baik dengan pimpinan struktural maupun anggota partai, konsepsi Patron-Klien menjadi tidak berlaku. Dalam aneka interaksi internal partai A justru berlaku teori Kekuasaan Jawa. Ketua Umum partai A memegang kekuasaan secara absolut karena diinspirasikan oleh konsepsi kebudayaan Jawa mengenai entitas kekuasaan.

Dengan demikian, dalam penelitian Kualitatif gagasan peneliti dapat saja berlaku atau tidak berlaku. Hal yang menentukan adalah interaksi para partisipan dalam penelitian. Juga, penelitian Kualitatif dalam contoh di atas bukan berarti salah. Justru dengan demikian penelitian Kualitatif memiliki orisinalitas tersendiri, karena konsep baru justru muncul dari interaksi para partisipan bukan “driven-by” peneliti.


Penjelasan Fitur 5


Penelitian Kualitatif berusaha untuk menggunakan banyak sumber bukti daripada hanya mengandalkan satu sumber saja. Penelitian Kualitatif cenderung mengarah pada pengkoleksian, pengintegrasian, dan penyajian data. Data ini diperoleh dari aneka sumber bukti selama proses penelitian dilakukan. Variasi data mengikuti aneka langkah penelitian dalam setting dunia nyata juga para partisipan penelitian.

Kompleksitas setting lapangan ditambah beragamnya partisipan merupakan tanda arahan bagi data seperti apa yang harus dikoleksi, diintegrasi, dan disaji. Termasuk ke dalam hal ini adalah seperti apa wawancara dan observasi harus dilakukan, bahkan pada pemeriksaan dokumen dan artifak penelitian lainnya (foto, tulisan, dokumen organisasi, video).

Akibat dari bervariasinya sumber data, maka penarikan kesimpulan penelitian harus terlebih dahulu melalui proses triangulasi data dari aneka sumber tersebut. Konvergensi antar aneka sumber data ini memberi nilai tambah bagi penelitian, khususnya atas kredibilitas dan tingkat kepercayaan atas hasil penelitian.

Sumber Renungan

Robert K. Yin. Qualitative Research from Start to Finish. New York and Londo: The Guilford Press, 2011., pp. 1 – 11.
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar