Cara Menentukan Jumlah Sampel Penelitian Menggunakan Tabel dan Berdasarkan Taraf Keyakinan Penelitian

Ad Code

Cara Menentukan Jumlah Sampel Penelitian Menggunakan Tabel dan Berdasarkan Taraf Keyakinan Penelitian

Cara menentukan jumlah sampel penelitian menggunakan tabel ataupun rumus cukup bervariasi. Misalnya ada yang menggunakan rumus seperti rumus Slovin maupun tabel pengambilan sampel yang cukup populer yaitu Tabel Krejcie dan Morgan. Tulisan ini mengetengahkan pula cara menentukan sampel penelitian menggunakan tabel. Namun, tabel yang akan digunakan adalah tabel Cohen Manion dan Morrison.

Tabel Cohen Manion dan Morrison (satu tabel dengan tiga penulis) ini cukup menarik.[1] Pertama, penentuan populasi yang diprediksi dalam pengambilan sampelnya hingga 1 juta anggota populasi. Kedua, tabel ini merinci Taraf Keyakinan penelitian dari 90%, 95% dan 99% yang masing-masing taraf memiliki jumlah sampel berbeda. Ketiga, tabel ini pun merinci Interval Keyakinan penelitian (alpha) yaitu dari 0,1, 0,05, hingga 0,01. Baiklah, tabel tersebut adalah sebagai berikut:


Perhatikan tabel di atas. Paling kiri terdapat kolom populasi. Kolom kedua berisikan Taraf Keyakinan penelitian 90% yang berisi subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. Kolom ketiga berisikan Taraf Keyakinan penelitian 95% yang terdiri atas subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. Kolom keempat berisikan Taraf Keyakinan penelitian 99% yang terdiri atas subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. 

Bagaimana cara menggunakannya? Caranya cukup mudah. Misalnya seorang peneliti bernama Sutarno menemukan bahwa populasi target penelitiannya berjumlah 7.500 orang. Taraf Keyakinan penelitian yang diterapkan  Sutarno  pada penelitiannya adalah 95% dengan alpha 0,01. Dengan demikian sampel penelitian yang harus diambil  Sutarno  adalah 934. Semakin tinggi taraf keyakinan maka semakin tinggi pula sampel yang harus diambil. Mudah bukan?

--------------------
Referensi:
[1] Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison, Research Methods in Education, Sixth Edition (Oxon: Routledge, 2007) p. 104. 

tags:
cara menentukan sampel penelitian menggunakan tabel cara menentukan sampel penelitian berdasarkan taraf keyakinan penelitian tabel krejcie dan morgan tabel cohen manion morrison cara menentukan jumlah sampel penelitian menggunakan tabel krejcie morgan cohen manion morrison taraf keyakinan 95%
Reactions

Posting Komentar

176 Komentar

  1. Anonim22.1.13

    selamat sore pak. pak saya ingin bertanya, bagaimana cara melakukan uji kecukupan data pd kuesioner yg terdiri dr 2 jenis responden yg berbeda namun kuesionernya sama? responden saya berjumlah 30, 25 pekerja+5 agen dgn kueisoner yg sama persis. apakah perlu disendirikan antara uji kecukupan data pekerja dan agen? karena untuk pekerja itu populasinya memang 25 orang saja, jd saya studi populasi. sedangkan untuk agen saya purpossive sampling. Saya bingung pak. selama ini saya sudah melakukan uji kecukupan data dgn jumlah n=30. mohon pencerahannya pak, terima kasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya tidak perlu diadakan dan tidak perlu uji unik. Menyeluruh saja. Seluruh atribut unik yang hendak diteliti ada di seluruh "sampel" kita. Dan, itulah kelebihan dari "complete enumeration method" atau "sampling" secara sensus ini. Namun, jelaskan hal-hal tersebut di dalam laporan penelitian, ya. Konsultasikan dengan pembimbing penelitian Anda.
      Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  2. Anonim1.2.13

    Setuju dg mas Seta Basri, menyeluruh saja.
    Kalau jumlah populasi kecil hanya 30 responden, ya tidak perlu sampling. Statistik yang mencakup semua populasi namanya SENSUS. Ingat SENSUS PENDUDUK 2010. Kalau populasinya besar perlu sampling, dan yg spt ini disebut SURVEY. Tidak ada survey yang bisa mengalahkan sensus, karena sensus sudah otomatis menggambarkan populasi. Bukankah sampling dlm survey bertujuan mencari gambaran di populasi?? Dalam sensus tidak ada derajat kemaknaan, alpha, margin of error. Jadi sebaik2nya penelitian adalah SENSUS. silakan kontultasikan pembimbing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas masukannya, ya.

      Hapus
    2. maaf pak, saya ingin bertanya. jika populasi saya berjumlah 53 orang (saya ambil komunitas pecinta sepak bola laki+perempuan), sebaiknya saya menggunakan teknik sampel apa ? variabel terikat saya (Y) keputusan pembelian. terima kasih

      Hapus
    3. Untuk menentukan besarnya sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi(Arikunto, 2002)

      Hapus
  3. Anonim3.2.13

    selamat sore bapak.
    saya mau bertanya.
    bagaimana menentukan jumlah sample saya jika jumlah populasi saya sebanyak 96 orang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat sore.
      Bisa gunakan tabel di atas. Pertama, tentukan taraf keyakinan penelitian dan ini misalnya 95% (ada dikolom tengah). Lalu tentukan alpha penelitian dan ini misalnya 0,05 (ada di sub tengah kolom tengah). Tarik garis ke bawah sambil lihat ke angka paling kiri (population) dan di kiri nilai yang paling dekat dengan 96 adalah 100. Dan, Anda memperoleh angkat 86 sebagai jumlah sampel Anda.
      Selain tabel di atas, juga bisa Anda gunakan rumus Slovin. Namun, besarannya tidak terlampau jauh berbeda dengan tabel di atas.
      Selamat mencoba. Dan, semoga bermanfaat.

      Hapus
  4. salam,, bgmn cara menentukan taraf keyakinan, apa menggunakan rumus, apa menggunakan ketentuan yang sdh ada (misal: utk penelitian kesehatan 95%)?? trima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam.
      Dapat dilihat dari skala pengukuran data yang digunakan. Apabila menggunakan rasio, dapat kiranya diterapkan 99%. Apabila menggunakan di bawah rasio (misalnya nominal, ordinal, ataupun interval) dapat dipertimbangkan antara 90 - 95%.
      Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  5. saya sedang melakukan penelitian tentang hubungan tindakan sectio caesarea dengan penyakit kelamin, saya punya populasi175 orang, dari jumlah populasi tersebut saya menginginkan jumlah sampelnya sekitar 25%, yang saya tanyakan rumus apa yang akan saya gunakan untuk menentukan sampel tersebut, mohon penjelasannya dan terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda dapat menggunakan metode non probability sampling dengan alasan-alasan dan metode yang dapat dilihat di link ini:
      http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/metode-penelitian.html
      Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  6. selamat pagi pak. pak, sya meneliti tentang hubungan antara kebiasaan mengonsumsi kopi dengan gastritis pada pasien usia produktif. yang mau saya tanyakan, bagaimana rumus menentukan jumlah sampel, karena jenis penelitian saya kasus kontrol. apa bisa saya menggunakan tabel penentuan jumlah sampel di atas? mohon penjelasannya dan terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat pagi.
      Dalam penelitian kasus kontrol, peneliti tentu menerapkan sejumlah 'kriteria' bagi 'obyek' studinya. Kriteria tersebut memberi keyakinan pada peneliti bahwa obyek yang ia teliti adalah 'yang paling tepat.' Dengan kriteria yang ditetapkan, peneliti memilih obyek yang punya atribut paling sesuai dengan variabel penelitian. Sebab itu dapat dipertimbangkan penggunaan non probability sampling dalam kasus kontrol ini. Anda dapat lihat di link
      http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/metode-penelitian.html
      untuk variabel penarikan sampel bagi non probabilty sampling ini.
      Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  7. Anonim6.3.13

    boleh minta pencerahannya mengenai penggunaan tabel atau rumus kapan bisa kita pergunakan?
    saya bingung untuk memilih teknik nya.
    apakah menggunakan tabel yang bapak berikan atau menggunakan rumus slovin atau menggunakan 30% dari total populasi saya..
    terima kasih atas pencerahannya Pak..
    heraldy_risva@yahoo.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penggunaan tabel dan rumus (misalnya Slovin) disarankan. Namun, penetapan sekadar 30% kurang disarankan. Mengapa? Dalam penggunaan tabel dan rumus, peneliti memasukkan aspek signifikansi penelitian (misal 0,05 atau 0,01) selaku pertimbangan pengambilan sampel. Demikian. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  8. pak, saya mau meneliti tentang peternak domba, dengan objek penelitian yang digunakan ada di dua Desa. saya mau menanyakan bolehkah saya meneliti jika di 1 desa itu hanya kelompok ternaknya saja yang saya teliti dan di 1 desa lainnya bukan kelompok ternak, tetapi peternak rakyat keseluruhan...? karena dengan pertimbangan pada kelompok ternak yang ada di desa tersebut sering mendapat pelatihan beternak sedangkan di desa yang lain tidak pernah diadakan pelatihan beternak, saya mau membandingkan manajemen pemeliharaannya.
    terus bagaimana teknik penarikan sampelnya, jika di kelompok ternak tersebut ada 30 anggota dan didesa yang bukan kelompok ternak ada 155 orang yang beternak domba...? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hal pokok utama adalah tujuan penelitian Anda yaitu: "membandingkan manajemen pemeliharaannya (ternak)". Dalam perbandingan, prinsip utama yang hendaknya tidak terlupa adalah "membandingkan yang setara." Populasi penelitian yang hendak Anda perbandingkan adalah para peternak yang pernah mendapatkan pelatihan (demikian jika saya tidak salah paham). Populasi ini masih abstrak, untuk kemudian Anda melakukan "sampling frame" yaitu para peternak yang pernah mendapatkan pelatihan (demikian kalau saya tidak salah paham). Jadi, setelah dilakukan sampling frame maka di Desa A, yang pernah mendapat pelatihan adalah sejumlah 30 peternak sementara di Desa B adalah seluruh peternak sejumlah 155 orang. Setelah sampling frame dilakukan, maka "sampling process" dimulai. Perbandingan dilakukan secara setara dalam hal ini proporsional. Dengan demikian, dari Desa A maka populasinya adalah 30, sementara di Desa B adalah 155. Penentuan jumlah sampel dapat Anda gunakan tabel Cohen, Mannion, dan Morrison di atas.
      Demikian pendapat saya. Jangan lupa konsultasikan dengan pembimbing penelitian. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  9. habibi21.6.13

    slmatpagi bapak
    sya pnya penelitian ttng " hub antara tingkat pendidikan dengan gaya hidup pada dinas pendidikan kota makassar" dengan populasi 630. bgmn yah mementukan jumlah sampel dan teknik penarikan samplenya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat pagi, Habibi. Untuk jumlah sampel, dapat dimanfaatkan tabel Cohen, Mannion, dan Morrison di atas. Caranya, terlebih dahulu tentukan taraf keyakinan penelitian (untuk ilmu sosial umumnya 95%), signifikansi penelitian (umumnya 0,05 standar SPSS). Dengan demikian, untuk populasi 630 ditarik sampel sebesar 312 (mengikuti jumlah populasi 650). Atau, dapat juga Anda menggunakan tabel Krejcie & Morgan, yang untuk populasi 650 diperoleh sampel 242 (untuk taraf 95% sig. penelitian 0,05). Atau, bisa juga Anda gunakan rumus Slovin di link ini: http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/metode-penelitian.html
      Mengenai teknik penarikan sampelnya (untuk probability sampling) dapat digunakan teknik Cluster Sampling. Bahasannya ada di link tersebut.
      Demikian. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  10. selamat pagi/siang/sore/malam,

    mohon maaf pak basri, saya bingung untuk menentukan sampel dari populasi yang jumlahnya tak bisa diungkapkan, dalam hal ini" jumlah perokok di jawa timur".

    untuk mengambil sampel minimum, teknik apa dan metode siapa yang seharusnya saya gunakan?
    mohon pencerahannya , terima kasih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang, Ainur.
      Sebenarnya, hal tersebut dapatlah diestimasikan. Namun, terlebih dahulu, alangkah ada kebaikan apabila kita ikuti alur pikir Populasi - Frame Sampling - Sample. Pertama, baiklah dibahas terlebih dahulu mengenai "populasi". Populasi adalah kumpulan subyek penelitian yaitu "perokok di Jawa Timur." Populasi ini sesungguhnya dapatlah diestimasi lewat hasil survey suatu lembaga. Untuk masalah perokok, dapatlah kita perhatikan data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) yang laporannya tahun 2011 dikutip oleh link berikut:
      http://www.searo.who.int/entity/noncommunicable_diseases/data/ino_gats_fs_2011.pdf
      atau, diambil oleh Departemen Kesehatan berikut:
      http://www.depkes.go.id/downloads/laporan%20gats/FINAL_REVISI_DAFTAR_ISI.pdf
      Kedua link tersebut hanya sekadar contoh. Itulah populasi hasil "estimasi" GATS. Kalikan persentase angka perokok Indonesia menurut GATS dengan total penduduk Indonesia. Kita dapatkan jumlah perokok Indonesia. Bagaimana dengan Jawa Timur? Carilah persentase penduduk Jawa Timur atas Indonesia. Persentase yang kita peroleh lalu kalikan dengan jumlah perokok Indonesia (perhitungan sebelumnya). Dari sini dapat kita peroleh estimasi perokok di Jawa Timur.
      Setelah itu, pertimbangkan "frame sampling". Apakah penelitian kita seluruh populasi? Apabila "ya" maka sampel minimal adalah 10% populasi perokok di Jawa Timur. Namun, apabila "tidak" maka tentukan parameternya, seperti pria, wanita, dewasa, remaja, reguler, freelance, dan sejenisnya. Apabila kita menerapkan parameter ini, maka kita melakukan "frame sampling." Sampel diambil 10% dari perhitungan "frame sampling" kita.
      Atau, dapat pula kita gunakan tabel Cohen, et.al. di atas (maksimal populasi 1.000.000) atau gunakan Rumus SLOVIN. Hal terpenting untuk diingat, apakah kita menarik sampel langsung dari "populasi" ataukah dari "frame sampling".
      Untuk teknik penarikan sampel, silakan pilih antara Probability Sampling atau Non Probability Sampling. Rinciannya ada di link berikut:
      http://setabasri01.blogspot.com/search/label/metode%20penelitian
      Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  11. Anonim22.7.13

    Salam Pak, maaf saya mau menanyakan, jika saya mau meneliti dengan metode survey menggunakan kuisioner pada populasi sejumlah 850 orang yang terdiri dari 5 bagian/divisi (setiap divisi sekitar 260 org).Jika menggunakan metode sampling menurut slovin sample saya sekitar 280an orang. Kalau misalnya saya surveynya dengan menitipkan kuisioner ke bagian HRD tiap divisi sejumlah karyawan 850 orang tsb dengan harapan kuisioner yang diisi sebanyak memenuhi 260, apakah model pengambilan data seperti tsb diperbolehkan. Terima kasih pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam untuk Anda. Berdasarkan populasi yang berjumlah 850 orang, dengan rumus Slovin diperoleh besar sampel 280. Kelompok sampel yang ada (divisi) adalah 5. Dengan demikian, kuota untuk tiap divisi adalah 280/5 = 56. Populasi di setiap divisi adalah 260 orang. Untuk menjamin keterisian kuesioner Anda berencana menitipkan kuesioner sejumlah 850 orang kepada HRD.
      Menurut hemat saya, rencana tersebut adalah sah. Bahkan, apabila mungkin seluruh orang di kelima divisi bisa mengisinya. Survey Anda akan lebih signifikan lagi hasilnya. Namun, apabila semua kiranya sulit pula mengingat keterbatasan waktu dari para responden. Hal yang patut dipertimbangkan adalah agar kuota tetap terpenuhi yaitu dari setiap divisi 56 orang mengisi. Lalu, apabila mungkin dan ternyata jumlah responden pengisi bertambah maka patut diperhatikan proporsinya. Jangan sampai jumlah di satu divisi pengisinya "overload" di divisi lain malah "defisit."
      Demikian tanggapan dari saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  12. Anonim30.7.13

    salampak, saya mau menanyakan, jika populasi saya sebanyak 3093 orang, metode atau tehnik apa ya yang bisa digunakan agar saya bisa mendapatkan jumlah sampel yg paling minimal ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam juga untuk Anda. Dengan jumlah populasi sebesar 3093 maka jumlah sampel sekitar 480 - 500 orang. Teknik yang bisa dilakukan guna memperkecil jumlah sampel adalah Frame Sampling (dapat dilihat pada artikel di atas). Dengan melakukan hal ini, populasi tidak diambil seluruhnya melainkan dispesifikasi lagi bagian populasi mana yang hendak diteliti. Nah, apabila telah ditemukan barulah diketahui berapa jumlah populasi dan kemudian berapa jumlah sampel yang dibutuhkan secara ideal.
      Demikian tanggapan dari saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  13. jika populasi nya tidak terhingga bagaimana cara menentukan berapa banyak jumlah sample yg akan digunakan sebagai responden ??

    dlm penelitian saya, tempat penelitian yg digunakan adalah di rumah makan yg tidak mempunyai data yg pasti mengenai jumlah pelanggan yg datang setiap harinya

    terimakasih pak
    mohon di jelaskan secara detail

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya saya mohon maaf terlebih dahulu. Mungkin sebelumnya alangkah baik apabila dilihat tulisan Scott Smith yang cukup menarik di link ini:
      http://www.qualtrics.com/blog/determining-sample-size/
      Apabila Anda merasa jumlah sampel terlalu besar, Smith memberikan advice bagaimana melakukan pengurangan atasnya.
      Demikian tanggapan dari saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  14. Anonim17.2.14

    Selamat Pagi
    Salam Hormat, Saya sedang melakukan penelitian untuk membandingkan kecemasan dan self efficacy antara anak reguler dan anak akselerasi.
    Jumlah populasi anak akselerasi hanya berjumlah 50 bagaimana saya mencari pembandingnya yaitu anak reguler yang berjumlah hampair 1.000 orang
    Kecemasan terdiri dari 3 dimensi yang masing-masing dimensi terdiri 8 indikator, 9 indikator dan 3 indikator
    masing2 indikator terdiri dari 2 pertanyaan sehingga berjumlah 40 pertanyaan
    Sementara Self efficacy terdiri dari 4 dimensi dengan masing-masing dimensi terdiri dari 3indikator, 4 indikator, 4 indikator dan 3 indikator.
    Masing-masing indikator self efficacy terdiri dari 3 pertanyaan sehingga berjumlah 42 pertanyaan.
    Dapatkah saya mempergunakan analisis faktor?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat pagi. Salam hormat dari saya. Penelitian Anda berasal dari dua populasi berbeda, dan perbedaan jumlah tersebut cukup ekstrim. Namun, sepemahaman saya, sampling frame diambil dari masing-masingnya. Untuk anak non akselerasi diambil sampelnya dengan suatu rumus (misalnya Slovin), untk anak akselerasi juga sama dan dengan rumus yang sama dengan sebelumnya. Akibatnya, prinsip proporsional data tetap terselenggara kendati jumlah sampel pasti akan cukup timpang (mungkin non akselelasi sekita 300, akselerasi sekitar 49-50). Namun, jumlah sampel yang cukup besar ini (mungkin sekitar 350) akan bermanfaat mengingat instrumen penelitian Anda yang cukup besar pula yaitu 40 + 42 = 82 item.
      Analisis faktor, khususnya Exploratory Factor Analysis (EFA) cukup bermanfaat dalam "meringkas" item atau indikator yang cukup besar. Misalnya pada variabel kecemasan, ada dimensi yang mengandung 8 dan 9 indikator. Dapatlah kiranya analisis faktor diharapkan mampu meringkasnya menjadi sekitar 3 saja sehingga jumlah indikator di masing-masing dimensi akan sama. Dan, secara lebih jauh lagi, hal ini akan mengurangi jumlah item pernyataan menjadi lebih sedikit lagi. Terlebih, apabila pengisi instrumen adalah siswa, ada kemungkinan mereka akan jenuh bilamana menghadapi jumlah pernyataan cukup banyak yang harus mereka isi. Demikian pula, EFA dilakukan pula terhadap Self Efficacy.
      Demikian tanggapan dari saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  15. Anonim10.3.14

    Dh, pak Basri

    saya sedang membuat skripsi tentang kepuasan pelanggan di sebuah digital printing store, yang ingin saya tanyakan jumlah sample yg harus saya ambil seperti apa? karena populasi customer yg dtg berbeda-beda setiap hari & uji kecukupan datanya menggunakan rumus apa? bernaulli atau slovin?
    Tks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengenai responden yang "tidak tentu" di sebuah toko, memang agak rumit dalam menentukan sampel. Prinsip utama, tentu saja, adalah seluruh pengunjung/pelanggan yang datang ke toko tersebut memiliki kesempatan yang sama/setara untuk menjadi responden. Dengan hal tersebut, Bernoulli adalah metode yang cukup tepat.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
    2. Anonim11.3.14

      Trims banyak pak seta basri.....sangat bermanfaat sekali.

      Hapus
  16. Anonim10.4.14

    salam hormat pak!
    saya ingin bertanya dalam populasi penelitian saya hanya mendapat 16 dan semuanya masuk dalam kriteria inklusi. apakah layak apabila saya mengambil populasi jenuh dari data yg didapat tersebut?
    Tks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam. Penelitian yang paling baik adalah apabila ia menyerminkan seluruh atribut yang dimiliki populasi. Hal ini hanya akan terselenggara apabila seluruh populasi diikutsertakan dalam penelitian. Namun, kerap peneliti terhadang oleh besar (atau sangatnya besarnya populasi). Untuk mengatasi hadangan tersebut, diterapkanlah sampling. Jadi, peneliti hanya meneliti "beberapa" anggota populasi dengan harapan akan menyerminkan hal yang sesungguhnya dari populasi.
      Dalam kasus Anda, adalahnya sangat mungking mengambil seluruh anggota populasi yang berjumlah 16 untuk diteliti. Hal ini lebih baik ketimbang mengambil beberapa saja dari antaranya.
      Demikian tanggapan dari saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  17. Anonim13.8.14

    assalamu'alaikum pak,
    saya ingin bertanya pak, apakah total sampling sama definisinya dengan population? apakah beda dengan total population sampling? ataukah, 3 istilah itu memiliki beda definisi dan prosedur untuk mengambil sample?
    mohon penjelasannya pak, terima kasih, blog yg sangat membantu.

    wassalam,
    uyie

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Total population sampling adalah salah satu jenis dari teknik pengambilan sampel non probabilitas yang bernama "purposive sampling." Jenis ini melibatkan pengujian atas seluruh anggota populasi (total population) "yang dianggap memiliki seperangkat ciri khusus seperti sifat, pengalaman, pengetahuan ataupun keahlian). Teknik ini diterapkan akibat populasi dianggap cukup kecil dan tidak memiliki karakteristik yang serupa.
      Total sampling adalah teknik pengambilan sampel, yang karena pertimbangan jumlah yang cukup kecil, seluruh anggota populasi diambil sebagai sampelnya. Sementara itu, populasi adalah seluruh unit yang menjadi subyek penelitian, yang siap diambil sebagaian atau seluruhnya, sebagai sampel sebuah penelitian.
      Demikian tanggapan dari saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  18. innyea959.10.14

    Assalamu alaikum. Seorang peneliti mengkaji tentang faktor_faktor ╚ӳⓐⓝğ╝ mempengaruhi integrasi masyarakat di pemukiman transmigrasi kabupaten luwu utara dan team lainnya meneliti tentang perilaku seksualitas siswa SMA di kota makassar. Jumlah penduduk di kab.lutra tahun 2000 adalah 210 juta jiwa,dengan rincian penduduk asli 120 juta, jawa 51 jiwan bali 15 juta. penduduk lainnya adalah siswanya dan jumlah siswa SMA di kota makassar adalah 50.000 orang,laki-laki 13.000 dan prempuan 17.000,guru laki-laki 5.000,guru prempuan 6.000.kepala sekolah laki-laki 700 dan kepsek prempuan 800 orang
    Pertanyaan:
    1. Siapa ╚ӳⓐⓝğ╝ menjadi populasi kedua penelitian tersebut?
    2. Άƿά tekhnik sampel yng digunakan?
    3. Jumlah sampel ╚ӳⓐⓝğ╝ digunakan!
    4. Alasan dari masing-masing pilihan tersebut!

    Mkasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Mungkin akan saya coba tanggapi menurut nomor, ya:
      1. Mengenai penelitian di Lutra. Siapa yang menjadi populasi penelitian? Ini terpulang pada tujuan penelitian. Apakah yang hendak diteliti persoalan integrasinya ini seluruh penduduk Lutra (asli dan transmigran), hanya penduduk asli saja, ataukan hanya transmigran saja. Tujuan ini berpengaruh pada penentuan populasi dan sampel nantinya. Mengenai penelitian siswa SMA. Apabila dilihat dari tajuk penelitian, maka yang populasi penelitiannya adalah siswa, bukan guru atau kepala sekolah. Ini karena yang diselidiki adalah perilaku seksualitas siswa SMA di Kota Makassar. Namun, perlu juga dibatasi apakah siswa yang dimaksud tersebut adalah seluruh siswa menengah atas (SMA, SMK, MA, atau MAK) ataukah hanya dari satu unit saja? Apakah meliputi satu jenis kelamin atau seluruh jenis kelamin, apakah ada pembatasan usia (misalnya >= 16 tahun atau >= 17 tahun) dan seterusnya.

      2. Mengenai teknik sampel yang digunakan. Ini bergantung pada teknik penelitian yang hendak diterapkan. Apakah non probability sampling ataukah probability sampling. Apabila digunakan pendekatan penelitian kualitatif, maka teknik yang digunakan adalah Non probability sampling. Untuk itu, teknik penarikan sampelnya bisa menggunakan convenience sampling, quota sampling, purposive sampling, snowball sampling, atau sequential sampling. Di sisi lain, apabila pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, probability sampling, yang teknik-tekniknya adalah stratified random sampling, cluster sampling, atau systematic sampling. Mengenai teknik penarikan sampel ini silakan dilihat pada link: http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/metode-penelitian.html

      3. Mengenai jumlah sampel yang digunakan. Untuk penelitian seputar integrasi masyarakat dipatok berdasarkan populasi dan frame sampling. Misalnya, populasi dipastikan adalah kaum transmigran, maka jumlah populasinya adalah yang dari Bali (15.000.000) ditambah yang dari Jawa (51 jiwa). Populasi total adalah 15.000.051 jiwa. Dari populasi total ini dicari Frame sampling. Misalnya transmigran yang sudah menetap di atas 3 tahun tau di atas 5 tahun. Nah, dari frame sampling ini lalu ditentukan besaran sampel misalnya diambil 10% atau dicari dengan Rumus Slovin. Demikian pula untuk penelitian mengenai perilaku siswa SMA tadi. Setelah ditentukan populasi, ditetapkan frame sampling, baru ditarik jumlah sampelnya.

      4. Mengenai alasan dari masing-masing pilihan, kemungkinan sudah dibahas di poin 1, 2, dan 3 di atas. Jangan lupa, konsultasikan dengan dosen pembimbing penelitian ya.
      Demikian tanggapan dari saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  19. Anonim16.11.14

    Assalamualaikum pak,,,
    maaf pak,, saya ingin bertanya... jika melakukan penelitian di dua tmpat brbeda dan dengan jumlah populasi 50 dan 30 bagaimana sya menentukan sample nya pak ?
    jika saya menggunakan total sampling apa boleh ?
    apa ada syarat untuk menggunakan total sampling pak ?
    saya mohon bantuannya pak...
    sblum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih
    wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Apabila penelitian dilakukan di dua tempat berbeda, tetap prinsip kemenyeluruhan dipegang. Semakin besar sampel penelitian, semakin hasil penelitian mendekati kondisi populasi yang sesungguhnya. Apabila jumlah penelitian di tempat satu adalah 50 dan di lain tempat 30, kemudian digunakan uji statistik semisal regresi, maka sebaiknya seluruh populasi dipartisipasikan. Total sampling diambil umumnya akibat terbatasnya jumlah populasi, atau apabila penelitian ingin mendeksripsikan kondisi subyek penelitian secara nyata.
      Demikian tanggapan dari saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  20. Anonim13.12.14

    Assalamualaikum pak,,,
    untuk tabel kerejcie morgan yg ada diatas, itu menggunakan proporsi populasi maximal yaitu 50% (0,5). yang saya ingin tanyakan adalah, apakah nilai proporsi populasinya bisa kita ganti dengan 15% (0,15)...? terimakasih apakah ada penjelasan boleh mengganti Proporsi populasinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Tabel Krejcie dan Morgan di atas menggunakan taraf keyakinan 90%, 95% dan 99%. Signifikansi penelitian 0,1, 0,05, dan 0,01. Tabel tersebut sifatnya standard (jumlah sampelnya mirip-mirip dengan apabila kita hitung dengan rumus Slovin). Namun, hakikat di setiap penelitian adalah adanya keterbatasan, baik dari sisi dana, sumber daya manusia, populasi, maupun waktu. Untuk itu, di dalam desain penelitian (dalam penarikan sampel) terdapat pilihan apakah menggunakan probability sampling ataukah non probability sampling.
      Kembali kepada masalah proporsi sampel terhadap populasi. Semakin jumlah sampel mendekati jumlah populasi maka semakin baik. Namun, ini bukanya tanpa kendala, yaitu batasan-batasan tadi. Kemudian, apakah proporsi bisa diturunkan menjadi 15% ? Sepemahaman saya, tentu saja bisa sejauh kita dapat menyuguhkan argumentasi yang logis dan terbuka mengapa jalan tersebut diambil.
      Demikian tangapan dari saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
    2. Anonim3.1.15

      Terimakasih atas tanggapannya pak, Satu hal yg ingin saya tanyakan lagi, apakah dengan menggunakan proporsi populasi 15% kita masih bisa menggunakan taraf signifikansi penelitian 0,05? terimakasih.

      Hapus
  21. Anonim23.12.14

    Assalamualaikum pak,,,
    saya meneliti penduduk muslim d kota surabaya yg jumlahnya 2.414.987 maka brapa jumlah sampelnya?
    saya menggunakan teknik cluster sampling.. dari 31 kecamatan saya ambil 5 kecamatan.. apakah boleh ?
    mohon penjelasannya, trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Terlebih dahulu hendak disampaikan bahwa setiap penelitian tentu punya sejumlah keterbatasan, baik dari sisi peneliti maupun subyek penelitian. Ini mungkin pula terjadi dengan jumlah populasi seluas Kota Surabaya dan jumlah populasi yang lebih dari 2 juta jiwa. Untuk itu digunakan teknik penarikan sampel Cluster.
      Tentu saja boleh mengambil 5 kecamatan dari 31 kecamatan, karena melebihi nilai ideal 3,1. Dan, masalah cluster ini pun alangkah baiknya apabila memerhatikan cluster-cluster kelurahan, rw, dan rt di masing-masing kecamatan yang dipilih secara acak tersebut.
      Demikian tanggapan dari saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
    2. Pagi pak. Pak saya menggunakan uji chi square. Nah pada hasil output chi square test muncul nilai df saya sebesar 224. Padahal saya menggunakan 58 responden. Aturan kan keluar 56 kenapa n harus gmna itu pak ??? Mohon fijawab yah. Terima kasih

      Hapus
  22. Assalamu'alaikum Pak, saya akan melakukan penelitian menggunakan metoda kuantitatif mengenai produk sulaman di Kota Bukittingi. Responden yang saya gunakan adalah pengecer/penjual produk sulaman tersebut. saya mendapatkan data dari dinas koperasi perindustrian dan perdagangan bahwa jumlah pengecer sulaman di Kota Bukittingi berjumlah sekitar 250 orang. Menurut bapak berapa sebaiknya sampel yang saya gunakan dan apa alasan menggunakan jumlah sampel tersebut?
    Mohon penjelasannya Pak, terimakasih
    wassalam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Dapat saja digunakan estimasi jumlah sampel untuk populasi 250 orang, yang apabila menggunakan tabel di atas adalah 176 orang (untuk taraf keyakinan 95% dan alpha 0,05). Dapat saja, untuk perhitungan sampel ini menggunakan rumus Slovin. Selanjutnya, dipilih ke-176 produsen sulaman secara acak (simple random sampling).
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  23. pak bagaimana cara mencari jumlah sampel ?
    pelanggan alfamart di kota x
    populasi kota 1 juta jiwa
    jumlah gerai alfamart 20 gerai
    batasan : minimal membeli 2kali di gerai alfamart di kota x

    berapa jumlah sampel dan teorinya siapa???

    BalasHapus
    Balasan
    1. populasi pelanggan tidak diketahui.

      Hapus
    2. Mungkin, ditentukan terlebih dahulu populasi pelanggan toko ritel tersebut. Definisi pelanggan yang ditentukan minimal 2 kali belanja. Namun, tentu sulit menentukan siapa saja yang minimal 2 kali belanja tersebut. Apakah menanyai satu per satu dari 1 juta orang tersebut? Tentu hal yang tidak mungkin mengingat keterbatasan waktu penelitian.
      Hanya saran saja, pertama, hal yang diketahui pasti adalah gerainya yang ada 20 di kota x tersebut. Dari masing-masing gerai, (kalau bisa) ditanyakan berapa yang memiliki kartu member. Kemudian totalkan jumlah pemilik member dari ke-20 gerai menjadi populasi penelitian. Setelah populasi diperoleh, baru ditentukan jumlah sampelnya. Misalnya, jumlah populasi 1000 maka sampelnya 375 orang.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  24. Pagi pak, saya hikma suryani sedang melakukan yang berjudul minat mahasiswa ekonomi kota medan untuk bekerja di bank syariah. Dengan meneliti 4 universitas di kota medan dan meneliti mahasiswa tingkat 5 keatas. Yang ingin saya tanyakan, berapakah jumlah sampel yg harus saya ambil, sedangkan saya tidak tahu berapa jumlah mahasiswa minimal semester 5 keatas disetiap universitas tersebut. Saya mencoba menggunakan central limit theorem, tetapi saya tidak menemukan buku referensinya. Doping saya meminta menyertakan buku acuannya. Apakah bapak mengetahui judul bukunya? Mohon pencerahannya pak. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat pagi. Mungkin dapat dicoba di sini:
      https://books.google.co.id/books?id=Hx7VAwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=central+limit+theorem&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiF-JC_g43UAhXLO48KHSuOAcsQ6AEIRTAG#v=onepage&q=central%20limit%20theorem&f=false
      atau:
      https://books.google.co.id/books?id=r5XI8a0lYykC&printsec=frontcover&dq=central+limit+theorem&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiF-JC_g43UAhXLO48KHSuOAcsQ6AEILTAB#v=onepage&q=central%20limit%20theorem&f=false
      Saya kira penjelasan di sana cukup untuk referensi apa yang dicari tersebut.
      Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  25. puput11.5.15

    selamat pagi pak. saya mau bertanya jika populasi saya berjumlah 10.932 , teknik pengambilan sample apa yg saya ambil untuk mendapatkan sample yang paling minimal ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teknik yang ada adalah non probability sampling. Misalnya, convenience sampling, quota sampling, purpossive sampling, snowball sampling, deviant case sampling, dan sequential sampling.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat. Selamat pagi.

      Hapus
  26. Selamat sore pak..
    saya sedang melakukan penelitian hubungan derajat asma dengan kualitas hidup penderita asma pada anak, jumlah populasi 36 org, pembimbing mnyarankan untuk menggunakan teknik total sampling tp tidak perlu mencantumkan kriteria inklusi dan ekslusinya. Yang ingin saya tanyakan
    1. Apa saja syarat untuk menggunakan teknik total sampling
    2. Apakah total sampling boleh tanpa menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi? Apabila boleh, alasannya kenapa?
    Mohon saran dan masukannya Pqk. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat sore. Pertama, total sampling mungkin juga sama dengan sampel jenuh. Ini terjadi di mana jumlah populasi cukup kecil (misalnya 36). Dalam statistik, semakin besar jumlah sampel, semakin besar signifikansi penelitian. Kedua, karena jumlahnya yang kecil tadi, apabila dikelompokkan lagi maka akan semakin kecil. Saya kurang begitu memahami dunia kesehatan, tetapi apabila dosen pembimbing Anda menyatakan tanpa kedua kriteria tersebut, tentu pertimbangannya adalah memang tidak mengapa di dalam penelitian.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  27. Anonim15.5.15

    salam pak, saya sedang meneliti dampak AFTA terhadap impor dan nilai tukar petani, sya bngung dengan uji saya, saya pake uji beda untuk mencari perbedaan, tapi sya ingin tahu dampak postif atau dampak negatif??? sya jg mau menayakan jika alpha saya ganti dari 5% menjadi 10% persen apakah hasil uji t nya akan berubah, tolong berikan saya pnejelasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam juga. Saya kira yang perlu dituntaskan adalah perumusan masalah penelitiannya. Apakah perbedaan ataukah dampak positif-negatifnya. Atau keduanya. Apabila keduanya, tidak masalah dilakukan uji beda untuk melihat apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah berlakunya AFTA. Setelah tuntas, baru dilakukan uji korelasi, apakah positif ataukah negatif.
      Penggantian alpha berpengaruh terhadap signifikansi penelitian, bukan sekadar nilai t. Semakin besar alpha, berarti semakin longgar keketatan sebuah penelitian dan semakin besar potensi tingginya nilai t. Namun, semakin kurang derajat signifikansi penelitiannya.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  28. Saya sedang belajar penelitian. Dari rumus yang Bapak sampaikan, mana yang lebih baik digunakan untuk bidang pendidikan? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk bidang pendidikan, yang termasuk ke dalam ilmu sosial, dapat digunakan taraf keyakinan 95% dan signifikansi (alpha) 0,05.
      Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  29. Anonim3.8.15

    salam pak, saya mau bertanya, saya sedng skripsi, saya menggunka rumus rao purba untuk menntukan jumlah smapel, disanan tertera 10% pada oe, saya bingung pak ketika dosen saya bertanya alasan mengapa menggunakan moe 10%

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam. Alasannya adalah mencari jumlah sampel dan rumus yang digunakan (kebetulan) adalah dari Rao Purba.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  30. maaf pak, saya ingin bertanya. jika populasi saya berjumlah 53 orang (saya ambil komunitas pecinta sepak bola laki+perempuan), sebaiknya saya menggunakan teknik sampel apa ? variabel terikat saya (Y) keputusan pembelian. terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saran saya, untuk jumlah populasi 53 orang, sebaiknya digunakan sampel jenuh saja. Artinya, seluruh anggota populasi menjadi sampelnya. Ini mengingat cukup kecilnya jumlah populasi tersebut.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  31. Anonim14.10.15

    Malam, saya mau bertanya,jika populasi saya 173 siswa dari 4 kelas (XII ipa 3, ipa 4, ipa 5, ipa 6). saya mengambil 25% dari 173 siswa yang berarti 44 siswa. dan saya mengambil 11 orang secara acak sebagai perwakilan dari 4 kelas (44siswa/4kelas=11 siswa). pertanyaan saya apa teknik pengambilan sampel yang cocok dengan kasus saya ini? sebelumnya terima kasih atas bantuannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam. Dalam kasus Anda, tampaknya diberlakukan Stratified Random Sampling. Metodenya kira-kira seperti yang telah Anda paparkan tersebut.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  32. terima kasih banyak . artikelnya sangat membantu dalam penulisan karya ilmiah saya yang berjudul Rumus Menentukan Sampel penelitian di tipepedia.com

    BalasHapus
  33. waawwww artikelnya sangat bagus.

    maaf pak menganggu, saya mau nanya.
    mohon bantuannya pak, saya sedang melakukan penelitian tentang “pengaruh implementasi kebijakan e-government terhadap kinerja pelayanan publik”
    yang saya teliti adalah apakah kinerja pelayanan publik di dinas kominfo kota manado terjadi peningkatan dengan diterapkan e-government.

    tapi saya bingung pak…masalahanya pegawai di dinas kominfo hanya berjumlah 40 orang..mohon petunjuk metode atau populasi apa yang biasa saya gunakan.
    terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika populasi penelitian adalah 40 orang, maka ada baiknya diberlakukan sampel jenuh saja, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Hal ini mengingat semakin besar sampel, akan semakin baik analisis data statistik kita.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  34. pak saya mau nanya, pak kalo meneliti ibu rumah tangga di 2 tempat di desa dan di kota. dan cara menghitung sampelnya bagaimana ya pak? kalo misalnya jumlah penduduknya masing2 desa dan kota udah didapat apakah jumlahnya dijumlah di desa dan di kota lalu dihitung menggunakan rumus slovin? mohon bantuannya ya pak. terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya, desa dan kota merupakan sebuah kategori yang umum. Perlu diidentifikasi lagi, mana wilayah yang masuk kategori desa dan mana yang kota. Misalnya, yang masuk kategori desa ada n kecamatan dan masuk kategori kota ada n kecamatan. Setelah ini, ditentukan berapa jumlah ibu rumah tangga (IRT) di masing-masing kategori. Setelah jumlah IRT ditemukan, barulah populasi IRT diperoleh. Jumlah IRT diperoleh inilah yang kemudian dimasukkan ke dalam rumus Slovin. Untuk proporsinya, dapat dilihat persentasenya. Misalnya, jumlah populasi 100 orang. Jumlah IRT di desa ada 40 dan di kota ada 60. Maka 40% sampel diambil dari desa dan 60% sampel diambil dari kota.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  35. asslamu'alaikum pak

    BalasHapus
  36. jika populasi berjumlah 909, berapa sempel yg harus di ambil, pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bergantung taraf keyakinan dan signifikansi penelitiannya. kalau taraf keyakinan 95% dan signifikansi 0,05 maka jumlah sampelnya 360 orang.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  37. Assalamualaikum pak.Penelitian saya mengenai Pengaruh Pendidikan dan dan pelatihan,adalah mereka yang pernah dan telah mengikuti diklat,,dalam penelitian saya tidak menarik sejumlah sampel karena populasi dalam penelitian saya adalah sekaligus menjadi sampel(total sampel) sebanyak 20 orang,,Dapatkah penelitian kuantitatif ini dilakukan jika sampelnya hanya 20..?? dan jika penelitian ini dapat dilakukan adakah dasar untuk membenarkan penelitian ini..mohon penjelasan..dan terimaksih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Sesungguhnya dapat saja, suatu penelitian kuantitatif menggunakan jumlah data 20. Untuk referensi hal ini adalah pendapat Cohen, Manion, dan Morrison berikut:
      "One such example is provided by Krejcie and Morgan (1970), whose work suggest that if the researcher were devising a sample from wider population of 30 or fewer .... then she/he wourld be well advised to include the whole of the wider population as the sample."
      Sumber: Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison, Research Methods in Education, 7th Edition, New York: Routledge, 2011. p.145.
      Demikian tanggapan dari saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  38. Assalamualaikum Pak. Saya mau bertanya. untuk penelitian saya mengenai kesuksesan suatu sistem perbankan yang diukur dengan model tertentu. populasi untuk penggunan sistem tersebut sangat banyak sekitar 238.000. apakah dengan menggunakan tabel tersebut dapat mengakomodir pak? dan apakah boleh dibulatkan dengan asumsi populasi di 250.000 pada tabel tersebut? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Tabel di atas adalah tabel standar yang disusun oleh sejumlah ahli di bidang riset kuantitatif (Cohen, Manion, dan Morrison). Tentu saja, tabel tersebut dapat dijadikan referensi. Untuk jumlah populasi sebesar 238.000, karena tidak tercantum jumlah definitifnya, dibulatkan ke atas (bukan ke bawah) seperti yang Anda paparkan di bagian atas.
      Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  39. Anonim31.5.16

    Assalamualaikum Pak, Saya mau bertanya,judul penelitian saya pengambangan daya tarik wisata, metode pengambilan sampel saya menggunakan rumusan Krejcie dan Morgan, dan untuk teknik pengambilan sampel paling bagus mana? Pakai Cluster bisa atau tidak?? Terima Kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Metode pengambilan sampel tentu saja bisa menggunakan rumusan Krejcie dan Morgan.
      Untuk teknik pengambilan sampel tentu harus dilihat karakteristik sebaran populasinya. Apakah populasi penelitiannya adalah para wisatawan, pengelola obyek wisata, ataukah biro perjalanan wisata? Dari sisi jumlah dan tingkat kesulitan, wisatawan adalah yang paling tinggi. Sementara untuk biro perjalanan wisata dan pengelola obyek wisata relatif lebih mudah diketahui populasinya.
      Cluster sampling digunakan jika terdapat dua masalah. Pertama, tidak punya Sampling Frame yang baik bagi populasi yang tersebar. Kedua, biaya untuk mengambil sampel tinggi (mahal, expensive). Cluster sampling diambil apabila teknik Simple Random Sampling sulit untuk diterapkan.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  40. assalamualaikum,
    mau tanya, kalau populasi berjumlah 166, untuk tingkat keyakinan 95% jadi untuk sampelnya berapa? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Kalau mengikuti tabel di atas, mengikuti estimasi terdekat yaitu 150. Untuk taraf keyakinan 95% dan signifikansi penelitian 0,05 jumlah sampelnya 150. Sementara, apabila menggunakan rumus Slovin sekitar 117.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  41. Anonim7.9.16

    Selamat siang pak,

    mohon bantuannya untuk kasus seperti dibawah ini.

    misalkan saya hendak meneliti sebuah perusahaan. Anggap saja sebagai PT XYZ. PT XYZ memiliki aktivitas bisnis retail dimana saat ini sudah memiliki unit usaha berupa toko sebanyak -/+ 45 toko. Apabila saya ingin meneliti brand awareness masyarakat terhadap toko tersebut, maka berapa jumlah toko yang idealnya saya jadikan sebagai sampel dan berapa jumlah responden di masing2 outletnya?

    Mohon bantuannya. Terimakasih banyak sebelumnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang. Populasi penelitiannya adalah masyarakat. Kemudian, inventarisasi ke-45 toko tersebut beserta lokasinya. Pilih secara acak 6 dari 45 toko tersebut. Kemudian, lakukan studi pada ke-6 toko yang dipilih acak tersebut. Tanyakan berapa jumlah pengunjung terendah dan tertinggi dalam suatu kurun (minggu atau bulan). Ambil nilai tengahnya. Nah, dari masing-masing toko, nilai tengah tersebut menjadi responden penelitian. Jumlah total adalah n dari tiap toko dikalikan 6.
      Untuk metode yang agak serupa, dapat digunakan Capture-Recapture Sampling, yaitu pengambilan sampel untuk populasi yang tidak diketahui. Sumber untuk Capture-Recapture tersebut:
      https://books.google.co.id/books?id=2sr0CAAAQBAJ&pg=PA80&dq=sampling+techniques+for+unknown+population&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=sampling%20techniques%20for%20unknown%20population&f=false
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  42. mau nanya nih gan, ini kan saya penelitian di rumah produksi..
    nah kan jumlah populasi semua karyawannya lebih kurang 50-60 orang, tp saya meneliti hanya bagian produksinya dengan jumlah pekerjanya sudah ada 14 orang, yg mau saya tanyakan.. jadi ini saya harus menggunakan rumus populasi atau sampel? kalo menggunakan sampel dengan metode sampel apa yg cocok untuk digunakan? mohon pencerahannya gan, makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. mohon di bales ya gan, kalo bisa dipercepat balesnya

      Hapus
    2. Apabila jumlah populasi hanya 14 orang, maka sebaiknya menggunakan sampel jenuh saja, di mana seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Makin banyak sampel, makin baik analisis statistiknya nanti. Kalau menggunakan rumus slovin, jumlahnya sekitar 10.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  43. assalamualaikum pak, ijin bertanya untuk penelitian kesehatan jika jumlah kasus atau penyakit saya kurang dari 30% dari total populasi itu saya memakai rumus penentuan jumlah sampel apa ya? untuk populasi saya sebanyak 16.387 dan saya mengambil jenis penelitiannya case control. terimakasih pak. wassalamualaikum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Sepemahaman saya, 30% dari total populasi tersebut justru adalah populasi penelitian Anda. Apabila Anda hendak menggunakan case control, justru probability sampling menjadi kurang tepat karena case control memiliki tujuan tertentu. Sebab itu, disarankan untuk menggunakan non probability sampling, lebih tepatnya purpossive sampling dalam memilih dari 16.387 populasi tersebut untuk dijadikan sampel. Pilihan ditentukan peneliti, bisa menurut wilayah, jenis kelamin, domisili, atau sejenisnya.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  44. Sama-sama. Sukses ya.

    BalasHapus
  45. Anonim9.10.17

    ini ni rumus ngitung sampel yang gua cari . makasi banyak gan . .lansung cus dah kelar punya gua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, setelah dicoba linknya langsung berproses. Keren.

      Hapus
  46. pak mohon maaf minta bantuannya, kalau populasinya tidak terhingga kira kira bagaimana saya menentukan n kecilnya ya pak? jika menggunakan tabel krejie adakah penentuan populasi yang tak terhingga ini? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Infinite population maknanya populasi tak berhingga, bisa karena tak terukur secara pasti, berubah sesuai kondisi, bisa bertambah atau berkurang. Tidak ada batasan, itu intinya.
      Peneliti sekadar bisa menaksir saja, tidak lebih dari itu. Namun, menaksir berdasarkan argumentasi yang memiliki dasar.
      Dalam menyikapi infinite population, peneliti dapat saja menetapkan jumlah sampel minimal, demi mengatasi ketidakpastian jumlah sampel tersebut. Hitungannya sebagai berikut:

      z kuadrat x p (1 - p)
      n0 = _____________________
      e kuadrat

      n0 = jumlah sampel minimal ditaksir
      z kuadrat = nilai kritis (misalnya 1,96 untuk taraf keyakinan 95%)
      p = proporsi taksiran (gunakan saja 50%)
      e = tingkat margin of error (gunakan saja 5%)

      Contoh :

      (1,96)kuadrat x 0,5 (1 - 0,5)
      n0 = ____________________________ = 384,16
      (0,05) kuadrat

      Jadi, sampel minimalnya 384.

      Gunakan nilai 386 ini sebagai populasi taksiran, sebagai dasar penentuan jumlah sampel.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
    2. Terima kasih atas bantuannya ...

      Hapus
  47. populasi saya sendiri adalah masyarakat bandung dimana menjadi konsumen alat rumah tangga dari perusahaan asing Tramontina (retail), yang tidak terbatas dan sulit untuk dikategorikan dari umur, pendapatan, maupun kategori lainnya. kira kira adakah rumus yang bisa saya pakai untuk menentukan sampelnya? terimakasih

    BalasHapus
  48. Slmt pagi pa... saya minta tolong untuk mendapatkan pencerahan dalam penelitian kuantitatif yang sangat sukar saya buat adalah instrumen kemandirian dari Steinberg tentang kemandirian prilaku... mohon pencerahaannya...terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat pagi.
      Saya kira artikel di bawah ini akan sangat membantu anda. Selamat mempelajari :
      https://digitalcommons.usu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=3556&context=etd

      Hapus
    2. Terima kasih atas bantuannya ...

      Hapus
  49. assalamu alaikum pak, saya mau tanya. moe (margin of error) dalam rumus rao purba apakah itu sudah ketentuannya 10%? saya banyak melihat jurnal, dalam jurnal tertulis taraf signifikasnya itu 95%.apa tidak salah menggunakan moe 10%.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam.
      Mungkin, alangkah lebih baiknya jika anda menentukan sendiri. Caranya menentukan margin of error adalah:
      untuk taraf keyakinan 99% = 1,29 / akar n
      untuk taraf keyakinan 95% = 0,98 / akar n
      untuk taraf keyakinan 90% = 0,82 / akar n
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  50. Anonim16.3.18

    salam kenal pak, saya akan menelliti kepuasan stakeholder atas kinerja pengawasan yang dilakukan Inspektorat, yang akan saya tanyakan:
    1. kapan kita harus menggunakan taraf keyakinan 90%, 95%, atau 99% ? mana yg lebih baik?
    2. penggunaan alpha utk apa? dan kapan kita harus menggunakan alpha 0,1 0,05 0,01 ?
    3. jika menggunakan tabel diatas (tabel cohen manion dan morisson) da telah didapatkan besaran sampel, apakah saya bisa menentukan kembali sampelnya, misal yg saya ambil seluruh pejabat unit kerja, KPA, PPK, ULP, pengelola SAI dan sisanya baru diambel untuk pegawai. terimakasih pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga.
      1. Taraf keyakinan, semakin tinggi maka semakin baik. Standar dalam ilmu sosial adalah 95%. Namun, bolehkan menggunakan 99%, silakan saja apabila kita yakin bahwa sampel memang sungguh-sungguh mewakili populasi. Apabila kita tidak yakin, dapat saja digunakan 90% taraf keyakinan.
      2. Alpha digunakan untuk menentukan apakah hasil uji statistik yang kita gunakan signifikan (meyakinkan) atau tidak. Jika menggunakan SPSS, maka pada hasil uji statistik akan ada nilai sig. hitung. Itulah alphanya. Nanti, nilai ini diperbandingkan dengan sig. penelitian kita (jika kita gunakan taraf 95% maka sig. penelitian 0,05; jika taraf 90% maka sig. penelitian 0,1). Signifikan tidaknya penelitian kita dilihat dari aturan berikut: Jika sig. hitung < sig. penelitian maka signifikan; jika sig. hitung > sig. penelitian maka tidak signifikan.
      3. Bisa saja. Yang terpenting yang menjadi responden yang masuk kategori stakeholder, ya.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  51. Pak saya ingin bertanya jika di bab 3 saya cuman pake non probality sampling tp tidak pake jenis2 nya misalnya saya pake non probality sampling tp tidak pake jenis insidental sampling itu boleh tidak ya pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh saja. Asalnya kita sudah siap apabila nanti ada yang menanyakan non probability jenis mana, begitu.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  52. Selamat pagi pak, saya ingin bertanya. Misalnya saya ingin meneliti respon siswa terhadap media pembelajaran dengan total populasi ada 10 sekolah. Lalu, jumlah sampel yang saya gunakan berapa sekolah pak? Bagaimana cara perhitungan nya? Terimakasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat pagi.
      Untuk populasi 10 sekolah, sebaiknya sampel diambil dari masing-masing ke-10 sekolah tersebut. Ditotalkan saja berapa jumlah siswa sekolah tersebut. Misalnya 1 sekolah siswanya 1.000 maka total 10 sekolah ada 10.000. Jika menggunakan taraf keyakinan 95%, maka jumlah sampelnya 566 siswa. Tinggal dibagi 566/10 = 56,6 dibulatkan menjadi 57 (lebih banyak lebih baik).
      Atau
      Apabila jumlah siswanya tidak sama, diambil secara proporsional saja, yaitu total_jumlah_siswa/total_populasi. Misalnya jumlah siswa sekolah A 900 maka 900/10.000 = 0,09 x jumlah sampel (566) = 50,94 dibulatkan 51. Dari 51 di sekolah ini, dibagi kelas 1, 2, dan 3 secara proporsional.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  53. selamat malam pak, saya ingin bertanya. saya ingin meneliti 2 sekolah yang berbeda. Sekolah 1 memiliki populasi sebesar 1116 dan sekolah 2 memiliki populasi 328, jadi bagaimana saya bisa menentukan jumlah sampelnya dari setiap sekolah yang dapat mewakili setiap sekolahnhya pak? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam. Kembali ke tujuan penelitiannya dahulu sebaiknya. Apakah studi komparatif atau umum saja (menguji sejumlah variabel). Apabila demikian, besar populasi 1116 + 328 = 1444. Katakanlah sekitar 10% yang hendak diambil. Jadi, 5% x 1116 di sekolah A dan 5% x 328 di sekolah B.
      Demikian pengetahuan saya. Mohon maaf apabila masih kurang jelas.

      Hapus
  54. Selamat malam sya mau tanya pak .jika populasi sya 1090 . Kemudian sya ambil sample dgn rumus slovin taraf keyakinan 90% . Hasilnya 92. Tetapi di uji t sya tidak sign.kemudian sya sesuaikan 150. Krn d angka 150 ini baru sign. Sebaiknya sya bagaimna ya pak . Kalau sya pakai tgkt keyakinan 95% terlalu banyak �� . Terimakasih sblumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam Bu Rani. Sepengetahuan saya, dalam studi kuantitatif yang mendasarkan diri pada 'survey' makin besar sampel, makin baik. Ibu sudah membuktikannya, bukan? Bahkan, kalau Ibu pakai tabel Cohen Mannion, sampelnya (lebih baik) 307. Saya kira 150 itu Ibu pertahankan. Gunakan saja argumentasi Tabel Cohen Manion di atas.
      Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  55. selamat siang pak, saya ingin tanya, menggunakan rumus slovin , dalam populasi sekitar 19 juta..
    karena waktu yang ada sangat terbatas, apakah saya bisa menggunakan untuk tingkat kesalahanan 10% ?
    apakah ada teori yang mendukung untuk saya menggunakan tingkat kesalahan 10% pak?
    mohon tolong dijawab dan dibantu yak pak pertanyaan ini
    terima kasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam. Wah, besar sekali ya Pak. Apakah populasi tersebut murni ataukah sudah dilakukan framing terlebih dahulu, agar jumlah populasinya tidak terlampau besar. Untuk yang 10% itu sudah umum Pak, di Tabel Cohen atas, bisa dilihat di bagian confidence 90%.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  56. Assalamualaikum. Populasi saya 95 orang. Dengan confidence level 95% dan error 5%, menurut tabel cohen manion morrison, sample nya adalah 86. Jika saya sudah terlanjur mengambil data dan menghitung data dari keseluruhan populasi tsb (95 orang), apakah hasil pengolahan data saya masih valid? Sekedar info, penelitian saya adalah membandingkan dua populasi (cross sectional survey) dan menghitung perbedaan melalui t-test. Terimakasih atas jawabannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam.
      Kalau saya, secara subyektif, justru lebih baik itu. Tidak apa-apa, karena makin besar sampel, makin populasi terwakili. Kalau masalah valid, selama prosedur konstruk hingga instrumen penelitian didirikan secara sistematis dan ilmiah, masalah validitas bukan suatu persoalan tentunya. Terlebih dalam studi komparatif yang dilakukan, perwakilan kelompok sangat penting.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  57. Assalamualaikum. saya mau bertanya. saya meneliti pasien DM tipe 2 dengan jumlah populasi 128 orang, kemudian saya mengambil perposive sampling. apakah bisa memakai rumus slovin atau seperti apa ? mohon penjelasannya. terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Prinsipnya bisa saja, tetapi dalam kasus studi kesehatan, pemilihan atribut populasi sangat penting, dan ini yang mendorong digunakannya purpossive sampling. Ibu bisa gunakan rumus Slovin, Tabel Cohen, Tabel Krecjie, atau lainnya. Namun, dari populasi DM tersebut, framing sangat penting agar atribut populasi yang dikehendaki bisa diperoleh dan penelitian menemukan subyek yang tepat.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  58. Selamat sore pak, mau tanya jika siswa/populasi 90, saya ambil sampel 30siswa. Rumus sampel apa yg harus saya gunakan?
    Terima kasih pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat sore. Kalau saya sendiri, dengan jumlah 90 populasi, ke-90-nya mencerminkan atribut populasi yang dikehendaki, saya cenderung mengambil seluruhnya. Apabila hanya ingin diambil 30, sebaiknya dilaukan framing terlebih dahulu, misalnya dari 90 ternyata anggota yang memiliki atribut penelitian sesuai kebutuhan penelitian hanya 50 - 70 orang. Dari sanalah gunakan rumus-rumus atau tabel-tabel penentuan jumlah sampel yang banyak tersedia.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  59. Selamat sore pak, mau tanya jika siswa/populasi 90, saya ambil sampel 30siswa. Rumus sampel apa yg harus saya gunakan?
    Terima kasih pak

    BalasHapus
  60. Assalamualaikum pak, saya sedang melakukan penelitian dimana penelitian saya ingin mendapt sampel sebanyak 30 sedang jumlah populasi yang ada sebanyak 2000, apakah bisa mengunakan rumus tabel bapak Jabar kan? Mohon solusi nya pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Sepemahaman saya, kalau merujuk pada tabel di atas, dengan populasi 2000 dan (misalnya) taraf keyakinan penelitian 95%, maka jumlah sampelnya 462. Begini saja, kembalikan pada penelitian Anda, sesungguhnya atribut populasi seperti apa yang dikehendaki, misalnya usia, pekerjaan, atau pendidikan. Berdasarkan atribut ini, Anda lakukan frame sampling, yaitu mengisolasi subyek Anda hanya pada yang punya atribut tersebut. Dari 2000 kemungkinan tinggal hanya 500 atau 200 subyek. Dari (misalnya) 'frame' 200 itulah baru Anda ambil sampelnya.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  61. assalamualaikum pak mohon bantuannya, penelitian saya berada di kota makassar dengan karakteristik responden orang tua yang memiliki anak anak 0-6 tahun tergolong anak usia prasekolah. saya tarik populasi dari data rumah tangga sebanyak 341.460 pada 15 kecamata di kota makassa bagaimana penentuan sampel ? terimah kasi sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam.
      Silakan gunakan Tabel Cohen Manion and Morrison. Kita asumsikan saja Anda menggunakan Taraf Keyakinan penelitian 95% dengan signifikansi penelitian 0,05. Maka, jumlah populasi 341.460 dibulatkan ke atas menjadi 500.000 (pada tabel). Ketemulah jumlah sampel sebanyak 600.
      Lalu bagaimana teknis pengambilannya dari ke-15 kecamatan tersebut? Silakan gunakan beberapa metode seperti termuat dalam link berikut:

      http://setabasri01.blogspot.com/2012/04/metode-penelitian.html

      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
    2. menggunakan ternik cluster rendom sampling, untuk memperkecil jumlah responnya. bgaiaman pengaplikasiannya
      terimah kasi sebelumyna

      Hapus
    3. Maaf, saya salinkan dari tulisan saya ya Pak :

      Cluster Sampling. Cluster Sampling dipilih sebagai metode penarikan sampel jika terdapat dua masalah. Pertama, tidak punya Sampling Frame yang baik bagi populasi yang tersebar. Kedua, biaya untuk mengambil sampel tinggi (mahal, expensive).

      Contoh, tidak terdapat daftar nama montir di wilayah Kota Bekasi. Bahkan, jika peneliti punya Sampling Frame yang akurat, proses penyebaran kuesioner memakan biaya mahal karena para montir tersebar di kawasan yang luas dan macet serta berpolusi. Resiko kesehatan jiwa pun mengancam. Jadi, ketimbang memakai satu Sampling Frame, peneliti mengguna desain sampel yang meliputi Multiple Stages dan Cluster.

      Cluster adalah pengelompokan responden. Dalam kasus montir di Kota Bekasi, para montir kelompokkan. Pengelompokkan biasanya berdasarkan wilayah geografis. Dalam kasus montir di Kota Bekasi, peneliti melakukan hal-hal berikut dalam metode Cluster Sampling:
      Tujuan : Memilih 240 orang montir di Kota Bekasi.
      Langkah#1 - Kota Bekasi punya 12 kecamatan dan 56 kelurahan. Peneliti tentukan hendak mengambil montir berdasarkan apa ? Kecamatan atau kelurahan? Disarankan kelurahan saja karena lingkupnya lebih sempit. Dari 56 kelurahan, pilih secara acak 6 kelurahan. [yang ditebalkan dipilih secara acak, lho!]
      Langkah#2 - Bagilah kelurahan yang sudah dipilih ke dalam RW. Tiap kelurahan terdiri dari 20 RW. Lalu pilih secara acak 5 RW dari tiap kelurahan.
      Contoh kelurahan 03 adalah Jatirahayu (sudah dipilih di langkah 1) yang punya 20 RW: maka seperti ini:
      01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

      Dipilihlah RW 04, 10, 13, 17, dan 20.
      Langkah#3 - Dari tiap RW cari 10 montir buat mengisi kuesioner. Jadi, dari kelurahan Jatirahayu dapat 40 montir. Lakukan berulang langkah 2 dan 3 hingga total montir yang diperoleh adalah 240. Mudah bukan?

      Tentu saja, Cluster Sample akurasinya lebih rendah ketimbang Simple Random Sampling. Namun, Cluster Sampling lebih murah biaya dan sederhana.

      Hapus
    4. sangat membatu terimah kasi pak atas responnya :)

      Hapus
    5. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  62. Ratna Yunita17.12.19

    Assalamualaikum bapak, mohon bantuannya
    Penelitian saya mengenai study ethnobotany local food, terdapat 4 kecamatan disana pak, dengan jumlah populasi penduduk 61.368 orang. Sasaran untuk informan yaitu ibu pkk dan kepala desa, sedangkan untuk responden beberapa ibu rumah tangga. Bagaimana cara saya menentukan jumlah informan dan responden tiap2 kecamatan pak, teknik pengambilan sampel apa yang seharusnya saya lakukan, terimakasih sebelumnya pak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Lakukan terlebih dahulu frame sampling dari 4 kecamatan itu, yaitu ibu-ibu yang aktif di PKK dan Kepala Desa. Itulah populasi penelitian, bukan yang 61.368 orang itu. Misalnya di Kecamatan A ada 100 orang, B ada 100 orang, C ada 100 orang, dan D ada 100 orang. Jadi, total populasi ada 400 orang. Lihat tabel di atas yaitu dengan populasi 400 orang maka sampel untuk taraf kepercayaan 95%, sig. penelitian 0,05 adalah 240.

      Kecamatan A ada 5 desa (a, b, c, d, dan e). Kecamatan B ada 5 desa (f, g, h, i, dan j). Kecamatan C ada 5 desa (k, l, m, n, dan o). Kecamatan D ada 5 desa (p, q, r, s, dan t). Pilih masing-masing kecamatan 1 desa yang menurut pertimbangan lebih efisien dalam hal biaya penelitian. Jumlah sampel total ada 240. 240 dibagi 4 = 60. Jadi dari tiap kecamatan, tepatnya dari satu desa, diambil 60 dibagi 5 = 12. Dari tiap desa diambil 12 orang responden. Diambil acak (random), kecuali kepala desa, caranya (sebagai misal) :

      Kecamatan A ada desa a, b, c, d, dan e. Tuliskan nama kader PKK di desa a tersebut (misalnya Suryani = 1, Dewi = 2, Siti = 3, Marni = 4, Purwanti = 5, Sri = 6, Santi = 7, Lina = 8, Sinta = 9, Resti = 10, Alice = 11, Leslie = 12, Mulyani = 13, Ida = 14, Elisabet = 15, Risma = 16, Khofifah = 17, Retno = 18, Feby = 19, Maryam = 20, Wiwiek = 21, Hesti = 22, Najwa = 23, Feby = 24, Esther = 25, Annastasia = 26, dan si kades (kades ini pasti dipilih). Jadi tinggal 11 orang yang belum dipilih. Tuliskan nama-nama mereka di selembar kertas lalu gulung, masukkan ke dalam gelas layaknya arisan. Keluarkan 11 dan lihat siapa keluar dan mereka inilah yang menjadi responden Anda. Lakukan untuk yang dapat. Lakukan hal serupa pada desa-desa lainnya. Ini teknik cluster sampling.

      *boleh juga dari tiap kecamatan diambil 2 atau lebih desa. Tinggal secara proporsional disesuaikan teknik cluster samplingnya.

      Hapus
  63. Assalamualaikum pak, mohon bantuannya. Saya sedang mengerjakan penelitian metode deskriptif survei. Namun, saya disarankan oleh dosen untuk menentukan sampel 1000 orang, tapi saya kesulitan menghitung jumlah populasi. Tipe survei yang akan dikerjakan berupa online survei nasional. Sekiranya, saya harus pake rumus apa Pak? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam.
      Mungkin informasi ini bermanfaat untuk Anda:
      https://www.surveysystem.com/sscalc.htm
      Demikian. Sama-sama.

      Hapus
  64. Sekiranya, saya harus menggunakan rumus apa untuk menghitung jumlah populasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin maksudnya jumlah sampel?

      Hapus
  65. Assalamualaikum pak..
    Mau tanya , jumlah populasi saya 75 orang .. Apakah saya bisa memakai metode pengambilan simple random sampling ? Atau kah memakai rumus tabel morgan? Dalam menentukan jumlah sampel

    Terimakasih pak
    Besar harapan saya bapak berkenan mnjwab😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam.
      Tabel Krejcie & Morgan dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel, yang hemat saya tidak terlampau beda dengan tabel di artikel ini.
      Tabel di atas adalah Tabel Cohen, Manion, and Morisson. Tabel tersebut digunakan untuk menentukan berapa sampel yang perlu diambil dari suatu populasi. Misalkan populasi 75, sig. penelitian ditetapkan 0,05, dan Taraf Keyakinan 95% maka jumlah sampelnya 67.
      Simple Random Sampling (SRS) digunakan untuk memilih 67 orang 'sampel' dari 75 'populasi.' Kalau SRS digunakan, maka pengambilannya seacak mungkin. Caranya dapat Anda pelajari di link berikut:

      https://setabasri01.blogspot.com/2012/04/metode-penelitian.html

      Khususnya pada bagian Probability Sampling. Cukup mudah caranya.
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
    2. Terimakasih pak atas jawaban nya.. Pak Berarti boleh saja menggunakan kedua nya ? Bukan salah satu di antara nya..

      Maaf pak bertanya kembali

      Hapus
    3. Boleh saja. Tabel 'Morgan' untuk penentuan jumlah sampel, dan SRS untuk menentukan siapa sampel dari populasi yang hendak dipilih.
      Semoga sukses ya.

      Hapus
  66. Anonim23.2.20

    Selamat siang pak. Mau tanya, jika saya memiliki populasi sebanyak 115 orang apakah saya bisa menggunakan sampel jenuh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang.
      Tentu saja bisa. Dan, itu lebih baik. Terlebih apabila Anda melakukan uji regresi.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  67. Assalamualaikum pak..
    Mau tanya, jika populasi kurang dari 100.. Misalakn 75 populasi, namun kata dosen pembimbing .. Pengambilan sampel harus populasi lebih dari 100.. Jika tidak mka memakai studi kasus..
    Studi kasus itu kualitatif atau kuantitatif pak?.. Judul skripsi saya korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa .........

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam.
      Studi kasus adalah salah satu strategi dalam penelitian yang menggunakan metodologi kualitatif. Sesungguhnya, penentuan metodologi penelitian didasarkan pada masalah yang hendak diteliti. Apabila masalah Anda adalah apakah ada korelasi antara minat belajar dengan prestasi siswa, maka metodologi yang tepat adalah kuantitatif dengan strategi penelitian korelasional. Dengan populasi 100, Anda bisa saja menggunakan sampel jenuh (100 nya dipakai) atau menggunakan tabel di atas, yang mana dengan taraf keyakinan 95% dan signifikansi penelitian 0,05 dibutuhkan sampel sebanyak 86.

      Hapus
  68. Assalamualaikum pak..
    Mau tanya. Jika populasi saya hanya 75 orang kemudian mengambil sampel nya 40 orang.. Adakah referensi boleh mengambil sampel 40 sedangkan jumlah populasi kurang dari 100?

    Terimakasih pak😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam.
      Sepemahaman saya, dengan sampel 75 orang untuk penelitian ilmu sosial dengan taraf 95% dan sig penelitian 0,05 sampel di kisaran 60an, baik menurut tabel ataupun rumus Slovin. Hingga saat ini kami belum menemukan referensi untuk populasi 75 diambil 40 sampel. Terkecuali ada sampling frame terlebih dahulu.
      Demikian tanggapan kami. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  69. Permisi, saya mau tanya. Jika saya mempunyai populasi 374 cocoknya pakai teknik pengambilan sampel apa ya mas? Apakah kuota sampling bisa digunakan utk pengambilan sampel dari populasi tersebut dan apakah rumus slovin bisa dipakai untuk menghitung sampel dari populasi 374 tersebut? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau penentuan jumlah sampel, boleh menggunakan tabel di atas atau rumus Slovin. Tidak terlampau jauh berbeda. Permasalahaannya jika sudah diketahui jumlah sampel, lalu anggota populasi mana yang hendak dijadikan sampel. Nah, ini bergantung pada sebaran populasinya. Kalau serupa, ada di tempat sama, bisa Simple Random Sampling. Namun, apabila letak tersebar luas, jauh, bisa pakai Quota atau Cluster Sampling. Untuk informasi yang lebih rinci dapat dilihat di https://setabasri01.blogspot.com/2012/04/metode-penelitian.html
      Demikian tanggapan saya. Sama-sama. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  70. Assalamualaikum pak.

    Saya mau bertanya mengenai penelitian saya. Saya meneliti tentang minat beli konsumen bakpia. Nah dalam penelitian ini saya menggunakan teknik sampling non probability dg pengambilan secara quota sampling. Dan saya memutuskan untuk mengambil sampel sebanyak 100 responden. Nah yg menjadi pertanyaan saya apakah dengan teknik sampling non probability perlu uji kecukupan data?? Karena secara garis besar saya tidak tahu jumlah populasi orang yg telah membeli bakpia ini. Kemungkinan lain ada kah teknik sampling yg lain yg bisa saya gunakan pak atau hanya sekedar bagaimana mengetahui jumlah populasi org yg telah membeli bakpia tersebut??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam. Populasi dalam penelitian tampaknya infinite (tidak bisa diidentifikasi karena belum ada data pasti). Pilihan 100 sampel adalah umum sebagai patokan. Uji kecukupan data sebaiknya dilakukan saja untuk memberi keyakinan pada kita bahwa sampel yang kita gunakan punya kekuatan pembenar.
      Selain mematok 100 sampel, ada pula teknik yang didasarkan atas Estimasi Populasi, Margin of Error, dan Taraf Keyakinan Penelitian. Saya kira link ini: https://www.checkmarket.com/sample-size-calculator/ bisa bermanfaat untuk Anda. Selamat meneliti.

      Hapus
  71. Anonim11.5.20

    Assalamualaikum pak, salam hormat,izin bertanya, saya bingung metode sampling mana yg harus saya pakai..saya akan melakukan penelitian di rumah sakit, saya belum tau jumlah populasi yg ada
    Jika saya ingin memakai teknik total sampling apakah harus dimasukan perhitungan rumus slovin ke dalam metode penelitian?
    Lalu consecutive sampling apakah pilihan yg lebih baik utk digunakan sbg teknik pengambilan sample jika sy tdk tahu brp populasi nya..terimakasih banyak sebelumnya, semoga sehat selalu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikum salaam.

      Penelitian tersebut apakah pada tenaga medis dan paramedis ataukah pasien? Kalau yang pertama tentu ada datanya. Kalau yang kedua (pasien) bisa diestimasi rata-rata pengunjung hariannya. Namun, estimasi jumlah populasi juga bisa mengikuti cara di tanggapan https://setabasri01.blogspot.com/2012/04/cara-menentukan-sampel-penelitian.html?showComment=1589465830483#c6539486363713801967

      Consecutive sampling ada dalam pemahaman convenience sampling. Jadi non probability sampling. Apakah bisa digunakan? Tentu saja bisa. Dan perhitungan sampelnya tidak wajib menggunakan rumus Slovin. Bisa pakai yang lainnya (tabel atau link di atas).

      Selamat meneliti.

      Hapus
  72. Assalamualaikum pak. Izin bertanya, saya kebetulan sedang mengambil skripsi dan saya menggunakan rumus slovin dgn tingkat kesalahan 10%. Dgn Jumlah populasi 1.355. Kira2 bagaimana alasan yang tepat jka nantinya dosen penguji saya menanyakan knp pakai tingkat kesalahan 10%. Begitu saja pertanyaan yang saya ajukan.
    Terimakasih pak 🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tingkat kesalah 10% adalah hal cukup lumrah di dalam ilmu sosial. Memang umumnya 5%. Tetapi jika peneliti punya keyakinan kuat bahwa sampel nantinya kurang mewakili populasi, bisa saja 10% tarafnya.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  73. Selamat sore kak.
    Saya sedang melakukan penelitian. Judul penelitian saya pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa.. Jumlah populasi 56 orang. Itu baiknya di ambil sebagai sampel semua atau tidak.
    Mohon bantuannya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat sore.
      Rasio 1 variabel bebas regresi sebaiknya 58 sampel. Populasi Anda ada 56 sehingga sebaiknya digunakan seluruhnya.

      Hapus
  74. selamat malam pak maaf menggangu waktunya saya indah saya mahasiswi semester akhir yang akan menyelesaikan skripsi saya pak
    pak saya ingin bertanya mengenai tabel f pak bagaimana cara menentukan nilai f tabel yang sampel nya sebanyak 345 pak?
    sedangkan kebanyakan f tabel yang saya temukan hnya berjumlah 200 saja pak
    mohon bantuan nya pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam Indah.
      Anda bisa gunakan yang ini:
      https://home.ubalt.edu/ntsbarsh/business-stat/StatistialTables.pdf
      Anda gunakan yang paling mendekati sampel 345 ya.
      Semoga bermanfaat.

      Hapus
  75. Anonim19.7.21

    Salam Pak, semoga Bapak selalu diberkahi. Sebelumnya saya sudah pernah mencoba submit pertanyaan saya ke Bapak, tapi saya agak ragu apakah pertanyaan saya sudah benar-benar teresubmit apa belum. Jadi saya mencoba untuk mengirimkan ulang pertanyaan saya. Maaf mengganggu waktu Bapak.

    Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai perancangan, di mana dalam pengolahan data saya menggunakan uji korelasi pearson product moment. Dalam uji korelasi tersebut membutuhkan nilai r tabel.
    Yang menjadi pertanyaan saya adalah jika saya menggunakan taraf signifikansi sebesar 10% untuk penentuan jumlah sampel saya (yang tentunya untuk tingkat kepercayaannya menjadi 90%), apakah saya diharuskan untuk menggunakan taraf signifikansi 10% tersebut untuk penentuan r tabelnya juga Pak? Atau bolehkah saya menggunakan nilai 5% untuk pengolahan data (selain penentuan jumlah sampel) dalam penelitian saya ya Pak? Mohon pencerahannya Pak. Terima kasih banyak Pak sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam juga. Mungkin apabila diringkas (sepemahaman saya) adalah sampel ditentukan dengan signifikansi penelitian 0,1. Lalu untuk analisis data menggunakan signifikansi 0,05.
      Menurut hemat saya artinya analisis data "lebih ketat" ketimbang "penentuan sampel." Penentuan r tabel sebaiknya mengikuti 0,1 agar setara. Tetapi apabila Anda ingin lebih "ketat" lagi menggunakan 0,05 dipersilakan. Lebih baik kelihatannya karena nilai r tabelnya pasti akan lebih besar ketimbang signifikansi 0,1.
      Mohon maaf atas ketidaknyamanan. Semoga bermanfaat.

      Hapus
    2. Terima kasih Pak atas balasan Anda.
      Sepemahaman saya atas jawaban Anda, berarti signifikansi "penentuan sampel" dan signifikansi "analisis data" boleh berbeda ya Pak?
      Sekiranya apakah saya boleh meminta jurnal atau buku yang mengacu pada kesimpulan tersebut ya Pak?
      Terima kasih banyak Pak sebelumnya

      Hapus
    3. Kira-kira demikian. Makin longgar signifikansi yang digunakan dalam penentuan sampel, maka makin kecil jumlah sampel. Makin ketat signfikansi dalam penelitian, maka makin besar nilai r-nya. Bahkan di dalam perhitungan SPSS, signifikansi yang digunakan kerap 0,001 (jauh lebih ketat lagi) padahal kita sudah merancang signifikansi penelitian 0,05.
      Sumbernya dapat dilihat dalam Andy Field, Discovering Statistics using SPSS (London: Sage Publication, 2009) p. 178-179; 181.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
    4. Terima kasih banyak sekali Bapak atas pencerahannya. Saya sempat hampir putus asa sebelum saya menemukan blog Bapak. Semoga selalu dilimpahkan rejekinya Pak

      Hapus
  76. Sama-sama.Semoga sukses sidang skripsinya ya.

    BalasHapus
  77. Maaf mau nanya kalau populasi 1000 orang dengan minimal 50% nya itu berapa yaa? Dan itu menggunakan rumus apa yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau populasi 1000 orang dan Anda hendak mengambil 50% nya saja sebaiknya ditentukan dahulu sampling frame. Tidak seluruh populasi kemungkinan masuk ke dalam kriteria dalam desain penelitian. Itulah sebab signifikannya peran dari sampling frame. Nah, dari hasil sampling frame tersebut baru dimasukkan jumlah "populasi" terakhir ke dalam rumus. Anda bisa gunakan Rumus Slovin atau tabel-tabel seperti Krejcie & Morgan ataupun Cohen Mannion, et.al.
      Demikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  78. Selamat malam pak, mohon ijin bertanya. Saya mau mengambil sample penelitian di sebuah kota yang terdiri dari 75 Sekolah dasar. 75 tersebut tersebar di 4 kecamatan, rencananya saya mau mengambil sample dari masing-masing kecamatan. Kecamatan 1 berjumlah 24 SD, Kecamatan 2 berjumlah 23 SD, Kecamatan 3 berjumlah 19 SD, Kecamatan 4 berjumlah 9 SD. Pertanyaan saya, bagaimana cara menentukan jumlah sample yang representatif untuk mewakili masing-masing kecamatan?
    terimakasih......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat malam.
      Mungkin ada baiknya Anda menggunakan Stratified Random Sampling. Silakan lihat di sini:
      https://www.setabasri.com/2012/04/metode-penelitian.html
      Nah, setelah Anda membuat stratifikasi, nanti untuk menentukan sekolah mana yang akan diambil silakan digunakan random sampling.
      Demikian tanggapan saya , semoga bermanfaat.

      Hapus
  79. Anonim18.8.22

    Selamat siang pak saya ingin bertanya, bagaimana pengambilan sampel saya dari table morgan dengan jumlah populasi 237 orang. Saya masih kurang paham dalam pengambilan sampel menurut morgan, tetapi pembimbing saya kenyuruh saya menggunakan tabel morgan. Mohon bantuannya pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tabel Krejcie & Morgan dapat dilihat di sini:

      https://www.setabasri.com/2012/04/metode-penelitian.html

      Untuk jumlah sampel sebesar 237 orang maka carilah nilai yang paling mendekati N (populasi) dibulatkan ke yang lebih atas.
      Lihat dari N (sebelah kiri) maka yang paling mendekati 237 adalah 240, lalu geser ke kanan (S atau Sampel) maka nilainya 148. Dengan demikian untuk populasi (N) sebesar 237 maka jumlah sampelnya (S) adalah 148.

      Hapus
  80. jika populasi saya hanya 6, bagaimana cara menyikapinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saran saya gunakan semua sebagai sampel (sampel jenuh).

      Hapus

Anonim pun dapat berkomentar. Namun, tentu saja dengan akun pun sangat dipersilakan. Jika sudah klik Publikasikan. Juga pemirsa boleh bersoal/sharing tanggapan. Komentar pemirsa tentu tidak berisi kata atau link yang merujuk pada p*rn*grafi, jud*, *ogel, kekerasan, atau sejenisnya. Terima kasih.