Pengertian ideologi atau definisi ideologi merupakan kegiatan yang secara serius dilakukan dalam studi-studi politik. Sebab itu, ideologi adalah sebuah konsep penting untuk dikaji di dalam Ilmu Politik.Konsep ideologi ini banyak digunakan, terutama dalam literatur ilmu politik khususnya yang berhubungan dengan masalah gerakan sosial dan globalisme politik.
Ideologi ?
Sumber Foto:
https://www.indianfolk.com/left-right-left-rise-fall-ideologies/
Dalam salah satu risetnya, Kathleen Knight mengungkapkan bahwa penggunaan istilah ideologi dalam artikel-artikel politik cenderung meningkat, seperti terungkap pada grafik di bawah ini. Dapat diperhatikan, penggunaan oleh American Political Science Review (APSR) meningkat, terutama dalam rentang 1946 hingga 1996. Bahkan, mulai tahun 1976 digunakan oleh lebih dari 50% artikel yang dibuat. Sementara penggunaan istilah ideologi oleh artikel politik non APSR meningkat, terutama sejak 1936 hingga 1966.
Istilah ideologi terutama dilekatkan dengan aspek politik pemerintahan atau gerakan politik suatu negara. Di Indonesia misalnya, Pancasila diakui sebagai ideologi negara. Pancasila ini terdapat di dalam konstitusi (UUD 1945), tepatnya di dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila, sebab itu, menjadi cara pandang bangsa Indonesia, baik terhadap diri, lingkungan, negara, maupun dunia internasional. Sering kali, jika terjadi konflik antarkelompok di dalam masyarakat, Pancasila dijadikan rujukan untuk memperoleh titik temu. Sosialisasi Pancasila sebagai ideologi negara secara aktif dilakukan pemerintah melalui aneka cara.
Pancasila merupakan salah satu contoh dari ideologi yang hidup di dunia ini. Pertanyaan yang layak diajukan lebih lanjut adalah, apa yang disebut dengan ideologi ? Secara etimologis, ideologi berasal dari kata “ideo” dan “logos”. Ideo berarti gagasan-gagasan, sementara logos adalah ilmu. Jadi, secara etimologis (asal-usul bahasa) ideologi berarti ilmu tentang gagasan-gagasan atau ilmu yang mempelajari asal-usul ide. Ada pula yang menyatakan ideologi sebagai seperangkat gagasan dasar tentang kehidupan dan masyarakat, misalnya pendapat yang bersifat agama ataupun politik.
Selain makna etimologis, ideologi dapat dikatakan mengacu pada apa yang orang pikir dan percaya mengenai masyarakat, kekuasaan, hak, tujuan kelompok, yang kesemuanya menentukan jenis tindakan mereka. Ideologi berpengaruh terhadap tindakan politik tertentu. Apa yang orang pikir dan percaya mengenai masyarakat ini dapat berkisar pada bidang ekonomi, politik, sosial, dan filosofis.
Definisi yang biasa diberikan, menyebutkan bahwa ideologi adalah sistem gagasan politik, yang dibangun untuk melakukan tindakan-tindakan politik seperti misalnya memerintah suatu negara, melakukan gerakan sosial/politik, partai politik, mengadakan revolusi, ataupun kontrarevolusi. Ideologi, sebab itu, bercorak duniawi dalam artian ia diciptakan manusia untuk memetakan kondisi sosial yang ada di lingkungannya. Peta yang melukiskan realitas tersebut kemudian digunakan sebagai pedoman arah dalam bertindak.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ideologi pun dapat mengambil akar dari agama. Misalnya liberalisme, yang banyak memperoleh inspirasi dari reformasi agama Kristen yang dibawakan oleh Martin Luther abad ke-16. Meskipun memiliki inspirasi dari agama, pada perkembangannya, liberalisme lebih berfokus pada dimensi sekular, khususnya gagasan-gagasan mengenai kemanusiaan, individualitas manusia, dan pembatasan kekuasaan negara atas individu.
Contoh lainnya adalah fundamentalisme agama yang dinyatakan memperoleh inspirasi dari kitab suci. Zionisme misalnya, menyatakan dirinya berdasarkan janji Tuhan di dalam Taurat, bahwa Tanah Palestina adalah Tanah yang Dijanjikan kepada bangsa Israel. Pada perkembangannya, Zionisme kemudian menjadi ideologi sekular dan penuh muatan politik.
Selain agama, ideologi pun ada yang berakar dari kondisi ekonomi. Cara produksi manusia, penguasaan alat produksi, tujuan produksi, melahirkan sejumlah ideologi seperti Kapitalisme dan Komunisme. Kedua ideologi tersebut memiliki akar yang kuat dari kondisi ekonomi di Eropa tahun 1800-an.
Bagaimana posisi ideologi di dalam sistem politik ? Ideologi menempati posisi sebagai acuan tindakan dari kelompok sosial. Pemerintah, partai politik, lembaga swadaya masyarakat, kelompok agama, kelompok kepentingan (pengusaha, mahasiswa, militer), yang terkadang satu sama lain saling bersinggungan. Persinggungan ini dapat dikatakan sebagai “konflik ideologi.” Sebab, seperti akan kita telusuri nanti, masing-masing ideologi memiliki karakteristik dan tujuannya masing-masing. Konflik terjadi akibat persinggungan antara karakteristik dan tujuan ideologi yang ada.
Tulisan ini berusaha memaparkan serangkaian ideologi yang populer digunakan dalam gerakan-gerakan politik di dunia. Sudut pandang tulisan ini adalah memperlakukan aneka ideologi sebagai sistem gagasan manusia, yang layak untuk dikritik dan diverifikasi.
Pengertian-pengertian Ideologi
Pengertian ideologi amat bervariasi. Berbagai penulis dari aneka disiplin telah menuliskan pengertian mereka mengenai ideologi. Tentu saja, mereka memiliki tingkat kebenaran sendiri sesuai dengan cakupan disiplin keilmuwannya. Dari mana pengertian ideologi berasal ? Kathleen Knight menyatakan bahwa istilah idelogi pertama kali dipopulerkan oleh Count Antoine Destutt de Tracy dalam karyanya Elements d’Ideologie yang terbit di Perancis pada era Napoleon tahun 1817. Pada perkembangannya, ideologi mulai banyak diteliti dan digunakan sebagai “modal” perjuangan politik.
Terry Eagleton dalam bukunya Ideology: An Introduction merangkum pengertian-pengertian ideologi yang biasa digunakan para penulis politik sebagai berikut:
- proses penggunaan alat produksi yang dimaknai sebagai simbol dan nilai-nilai dalam kehidupan sosial;
- seperangkat gagasan yang mencirikan kelompok atau kelas sosial tertentu;
- gagasan yang digunakan untuk melegitimasi kekuasaan politik dominan;
- kesadaran palsu yang digunakan untuk melegitimasi kekuasaan politik dominan;
- komunikasi yang didistorsikan secara sistematis;
- sesuatu yang menawarkan posisi tertentu bagi seseorang;
- bentuk pemikiran yang muncul akibat adanya kepentingan sosial;
- berpikir secara identitas;
- ilusi yang penting secara sosial;
- pertemuan antara wacana dengan kekuasaan;
- suatu medium dalam mana para pelaku sosial memahami keberadaan mereka;
- seperangkat kepercayaan yang diorientasikan kepada tindakan;
- suatu proses dengan mana kehidupan sosial dikonversikan ke dalam kenyataan alamiah.
Pengertian-pengertian yang diberikan Terry Eagleton di atas melingkupi aspek-aspek proses sosial, identitas kelompok, dan ekonomis.
Selain Terry Eagleton, penulis lain seperti Helmut Dahm menjelaskan 3 pengertian ideologi yaitu:
- ekspresi dari pemikiran yang dogmatis (refleksi atas kenyataan yang telah didistorsikan);
- doktrin tentang pandangan dunia (misalnya ideologi proletariat); dan
- sebagai ilmu pengetahuan (misalnya sosialisme ilmiah).Studi Dahm ditujukan saat menulis tentang posisi ideologi dalam pemerintahan Uni Sovyet.
Pengertian ideologi lainnya diajukan oleh Teun A. van Dijk dalam studi mengenai analisis wacana. Dijk menyatakan bahwa
“… ideologi adalah sebuah sistem yang merupakan basis pengetahuan sosio-politik suatu kelompok. Sebab itu, ideologi mampu mengorganisir perilaku kelompok yang terdiri atas opini menyeluruh yang tersusun secara skematis seputar isu-isu sosial yang relevan seperti aborsi, enerji nuklir ataupun affirmative action." Bagi Dijk, istilah organisasi dapat digunakan guna menjelaskan ideologi-ideologi post-materialism seperti feminism, environmentalism, racism, dan sebagainya.
Skema Pembentukan Ideologi
Setelah memaparkan sejumlah pengertian ideologi dari beberapa penulis, perlu kiranya penulis mengajukan definisi operasional dari ideologi itu sendiri. Pengertian ideologi yang digunakan dalam tulisan ini adalah: Pemetaan realitas sosial oleh individu yang digunakan untuk menggerakkan kelompok atau masyarakat guna mengubah kondisi nyata seperti apa yang dinyatakan di dalam muatan ideologi. Untuk mempermudah pemahaman kita mengenai ideologi, baiklah digambarkan peta pengertian ideologi yang digunakan di dalam tulisan ini.
Perhatikan gambar berikut ini:
Penjelasan. Terdapat kondisi nyata seputar agama, sosial, ekonomi, politik dan budaya. Kondisi-kondisi tersebut (seluruhnya atau beberapa) diserap oleh individu. Individu yang memperhatikan ini memiliki dimensi ideosinkretik (latar belakang) ras/etnik, status sosial, status ekonomi, agama, budaya, aliran politik, pendidikan, dan pergaulan tertentu. Dimensi ideosinkretik ini mempengaruhi pemetaan yang ia lakukan terhadap kondisi-kondisi nyata tersebut. Pemetaan hasil pemikiran individu tersebut melahirkan apa yang disebut ideologi. Lalu, ideologi ini disebarkan si individu, terutama kepada kelompok dan masyarakat yang mendukung atau berpotensi untuk digerakkan oleh ideologi tersebut. Ideologi ini digunakan untuk mengubah kondisi nyata sesuai tujuan dari ideologi yang bersangkutan.
Ideologi-ideologi Kontemporer
Ideologi yang bermunculan cukup banyak, dan ini diakibatkan bervariasinya kenyataan dan individu yang menerjemahkannya ke dalam ideologi yang dicetuskannya. Namun, untuk kebutuhan tulisan ini akan dicukupkan pada beberapa ideologi yang bersifat “mainstream”. Dari ideologi-ideologi tersebut, dapat diturunkan varian-variannya.
Kapitalisme
Secara bahasa, kapitalisme adalah paham tentang kapital (modal). Jika dikembangkan lebih lanjut, maka Kapitalisme berarti paham ekonomi yang didasarkan pada penginvestasian uang dalam rangka menghasilkan uang. Kapital tidak harus berupa uang, tetapi aset-aset lain (misalnya tanah, bangunan, kendaraan) yang bisa diinvestasikan untuk menghasilkan uang. Uang yang dihasilkan dari investasi tersebut kembali digunakan untuk investasi untuk menghasilkan uang.
Kapitalisme terdiri atas 3 varian, yaitu Kapitalisme Perdagangan, Kapitalisme Produksi, dan Kapitalisme Finansial. Kapitalisme Perdagangan (Merchant Capitalism) termasuk jenis Kapitalisme yang paling tua. Kapitalis (pelaku permodalan) menginvestasikan hartanya untuk mencari barang yang langka dan memiliki keuntungan jika diperdagangkan. Investasi tidak harus berupa uang, melainkan dapat termasuk kendaraan, barang kebutuhan primer, barang berharga, dan sejenisnya. Kapitalisme Pedagang menuntut pembukaan pasar yang nantinya akan dilakukan monopoli atasnya.
Kapitalisme Produksi (Production Capitalism) dilakukan oleh Kapitalis yang memiliki alat dan cara produksi. Bentuk yang paling dikenal adalah “pabrik.” Pabrik digunakan untuk memproduksi barang tertentu, untuk kemudian dipasarkan. Untuk memproduksi barang, pemilik pabrik membutuhkan pekerja (labor). Labor ini sekaligus juga konsumen dari barang yang mereka produksi. Barang yang dihasilkan ditukar dengan uang di “pasar” (market). Keuntungan dari penjualan digunakan Kapitalis untuk diinvestasikan ke dalam pabriknya, ataupun pada kegiatan lain. Uang, cara produksi, alat produksi, pasar, profit, dan uang, adalah konsep-konsep kunci untuk menganalisis Kapitalisme Produksi ini.
Kapitalisme Keuangan (Financial Capitalism) merupakan bentuk terbaru dari Kapitalisme. Dalam Kapitalisme Keuangan, modal diinvestasikan bukan ke dalam bentuk barang, tenaga kerja, atau pabrik. Uang diinvestasikan ke dalam sellisih uang. Komoditas produksi Kapitalisme Keuangan adalah saham dan nilai tukar uang (valuta). Pasar dalam kegiatan Kapitalisme Keuangan adalah “bursa efek.” Kapitalisme Keuangan inilah yang kerap menciptakan devaluasi (penurunan) nilai mata uang dunia.
Sosialisme
Sosialisme tumbuh sebagai kritik atas Kapitalisme, khusnya Kapitalisme Produksi. Menurut Michael Newmann, Sosialisme adalah ideologi yang minimal ditandai oleh: (1) komitmennya untuk menciptakan masyarakat yang egalitarian (sama); (2) Seperangkat kepercayaan bahwa orang bisa membangun sistem egalitarian alternatif yang didasarkan pada nilai-nilai solidaritas dan kerjasama; (3) pandangan yang optimistik yang memandang manusia dan kemampuannya dapat bekerja sama antara satu dengan lainnya, dan (4) keyakinan bahwa adalah mungkin untuk membuat perubahan secara nyata di dunia ini melalui agen-agen yang terdiri atas mereka-mereka yang sadar.
Sosialisme, sama seperti Kapitalisme, memiliki “pecahan.” Sosialisme sendiri adalah konsep induk dari ideologi-ideologi yang muncul kemudian, di mana satu sama lain kerap bertolak belakang dalam kegiatannya. Ideologi-ideologi tersebut adalah Sosialisme Utopia, Marxisme, Komunisme, Anarkisme, Sosial Demokrasi, Neomarxisme, dan sejenisnya. Namun, tidak termasuk ke dalam Sosialisme ini ideologi seperti Liberalisme Baru dengan konsep negara kesejahteraannya. Liberalisme dan Sosialisme tetap merupakan dua ideologi yang berbeda.
Liberalisme
Liberalisme berkembang sejalan dengan Kapitalisme. Perbedaannya, Kapitalisme berdasarkan determinisme Ekonomi, sementara Liberalisme tidak semata didasarkan pada ekonomi melainkan juga filsafat, agama, dan kemanusiaan. J. Salwyn Schapiro menyatakan bahwa Liberalisme adalah “… perilaku berpikir terhadap masalah hidup dan kehidupan yang menekankan pada nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritas, dan bangsa.”
Lebih lanjut, Schapiro menjelaskan serangkaian prinsip dari Liberalisme yaitu : (1) keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diharapkan; (2) semua manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil; (3) tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan kebebasan, persamaan, dan keaman dari semua warga negara; (4) adanya kebebasan berpikir dan berekspresi; (5) liberalisme yakin akan adanya kebenaran yang obyektif, bisa ditemukan melalui kegiatan berpikir menurut metode riset, eksperimen, dan verifikasi; (6) agama merupakan hal yang harus ditoleransi; (7) liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia, dan; (8) kaum liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) melalui praktek-praktek yang dipertimbangkan.
Liberalisme terutama berkembang di Inggris, terutama sejak Glorious Revolution, di mana Kekuasaan Monarki Absolut Inggris dibatasi. Tokoh liberalisme adalah John Locke dan John Stuart Mill. Locke melalui karyanya Two Treatises of Government mensyaratkan tujuan pemerintahan untuk melindungi hak milik yang diperintah. Sementara John Stuart Mill melalui karyanya On Liberty, yang mengawali sistem demokrasi dengan mekanisme suara terbanyak.
Neoliberalisme
Pada perkembangannya, ideologi Liberalisme terpecah. Satu lebih mendekati Sosialisme, dan lainnya mendekati kapitalisme (ekonomi). Neoliberalisme adalah pecahan ideologi Liberalisme yang mendekati kapitalisme, sementara yang mendekati sosialisme disebut sebagai New Liberalism (Liberalisme Baru). Neoliberalisme menghidupkan kembali pemikiran Herbert Spencer tentang penerapan social Darwinism dalam kehidupan ekonomi. Neoliberalisme, bagi Spencer, justru dipertahankan oleh kalangan Konservatif di Inggris, saat Liberalisme terbelah antara yang menganut nilai-nilai Liberalisme Lama dan Baru. Neoliberalisme adalah penganut Liberalisme Lama dengan sejumlah modifikasi, terutama ekspansi pasar Kapitalisme yang semakin agresif di luar negara penganut ideologi ini. Ideologi Neoliberalisme ini yang dituding menunggangi aksi militer Amerika Serikat dan sekutunya di Timur Tengah dan Asia Selatan.
Neoliberalisme adalah cara pandang kebijakan yang menekankan pada kebutuhan untuk adanya kompetisi pasar yang bebas (free market competition). Liberalisme sekaligus merupakan ideologi (seperangkat gagasan yang terorganisir) dan praktek (seperangkat kebijakan). Beberapa prinsip Neoliberalisme adalah:
- keyakinan bahwa perkembangan ekonomi yang berkelanjutan adalah penting untuk mencapai kemajuan umat manusia,
- kepercayaan diri bahwa pasar bebas adalah tempat alokasi sumber daya yang paling efektif;
- penekanannya pada peran minimal intervensi negara dalam hubungan sosial dan ekonomi, dan
- komitmennya pada kemerdekaan perdagangan dan permodalan.
Neo Liberalisme kerap dikaitkan dengan globalisasi, yang mengindikasi penguatan dalam arus modal dan perdagangan dunia. Ini mengakibatkan beralihkan perimbangan kekuasaan dari negara kepada pasar. Pemerintah pada titik ini memiliki sedikit pilihan, dan memutuskan untuk mengadopsi kebijakan Neoliberal dalam rangka mencapai daya saing ekonomi.
Neoliberal, sebab itu, memberi kepercayaan yang demikian besar kepada perusahan-perusahan untuk berinvestasi dan “memperluas” usaha. Dampak dari kebijakan Neoliberal adalah, negara yang tidak memiliki daya saing ekonomi akan tunduk pada pemodal dari negara lain. Kondisi ini kemudian menciptakan ketergantungan dan kemiskinan di negara tanpa daya saing tersebut.
Fundamentalisme
Jika sosialisme, liberalisme, kapitalisme, dan neoliberalisme menekankan pada aspek pemikiran sekular, maka fundamentalisme menekankan pada aspek non-sekular. Kerap kali fundamentalisme tidak saja terjadi di dalam kelompok Islam melainkan juga di kelompok-kelompok Kristen dan Yahudi.
Fundamentalisme dari kelompok agama muncul akibat semakin duniawinya pola hidup masyarakat, kegagalan kapitalisme dan liberalisme dalam menciptakan keadilan sosial, dan ancaman-ancaman modernisasi yang semakin mendesak kehidupan beragama.
Fundamentalisme dalam kelompok Islam dapat disebutkan Ikhwan al-Muslimin, berdiri di Mesir tahun 1924. Pendirinya, Hasan al-Banna adalah seorang guru sekolah. Ikhwan al-Muslimin mendominasi pemikiran politik Sunni di sepanjang era 1970-an dan 1980-an di Mesir, Sudan, Syria, dan Yordania. Kelompok yang mewakili Syiah adalah Fadayan-I Islam, yang berdiri tahun 1940-an di Iran. Kelompok ini didirikan oleh Navab Safavi dan mengalami pelarangan oleh pemerintah Shah Irah tahun 1956. Fadayan-I Islam kembali bangkit pasca keberhasilan Revolusi Islam Iran di bawah pimpinan Ayatollah Khalkhali.
Pemikiran-pemikian kelompok di atas banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti Sayyid Qutb (1906-1966), Abul A’la al-Mawdudi (1903-1979). Mawdudi ini kemudian berhasil mendirikan Jama’ah Islamiyah tahun 1972. Basis gerakan Jama’ah Islamiyah adalah di Pakistan, di mana kelompok ini berusaha mengubah sistem politik Pakistan menjadi Sistem Politik Islam. Bimbingan pemerintahan Islam yang akan dilangsungkan di Pakistan memiliki kerangka teoretis di dalam karya Mawdudi, Khilafah dan Kerajaan.
Ayatullah Ruhollah Khomeini merupakan pemimpin fundamentalis Syiah di Iran. Ia berhasil memimpin Revolusi Islam Iran tahun 1979 dan menggulingkan kekuasaan Shah Iran. Khomeini kemudian mendidirikan pemerintahan Islam yang didasarkan atas Syiah Itsna Asy’ariyah (Syiah Imam Dua Belas). Sementara Imam ke-12 (Al Mahdi Al Muntazzar) masih dalam kondisi ghaib, pemerintahan sementara dipegang oleh Wilayatul Faqih. Wilayatul Faqih adalah pemerintahan yang dianggotai para Ulama Syiah dan memiliki kekuasaan tertinggi di dalam pemerintahan sehari-hari.
Fundamentalisme kelompok-kelompok Kristen dapat ditelusuri hingga ke saat Pasca Civil War (akhir 1800-an). Kelompok-kelompok Kristen di Amerika Serikat merasa mendapat ancaman terhadap doktrin beragama setelah mewabahnya imigrasi, industrialisasi, Darwinisme, dan sosialisme. Pada tahun 1960-an, para pengkhotbah dari kelompok fundamentalis mulai tampil di televisi-televisi, dan mereka bicara isu-isu politik.
Salah satu kelompok fundamentalis Kristen yang terkemuka adalah Moral Majority, didirikan di Amerika Serikat tahun 1979 oleh Reverend Jerry Falwell. Isu-isu yang dikembangkan kelompok ini adalah anti-aborsi, mendirikan rumah bagi orang-orang miskin, sakit, dan rehabilitasi pecandu alkohol. Mereka juga menekan pemerintah untuk menerbitkan undang-undang pelarangan judi, pornografi, prostitusi, dan melarang kerja pada hari Minggu. Kelompok fundamentalis Kristen secara keras menolak pengajaran Darwinisme di sekolah-sekolah, oleh sebab bertentangan dengan ajaran kitab suci yang menekankan pada Kreasionisme.
Fundamentalis kelompok Yahudi diwakili Zion (orangnya Zionis). Gerakan mereka adalah mendirikan negara Yahudi di Palestina, yang menurut Talmud adalah Tanah yang Dijanjikan Tuhan kepada bangsa Yahudi. Tokoh Zion adalah Theodore Herzl, seorang Yahudi yang hidup di Basel, Swiss, yang mendirikan Zion tahun 1918. Tahun 1948, Zion berhasil mendirikan negara Yahudi di Palestina lewat bantuan Inggris.
Kelompok fundamentalis Yahudi semakin kuat setelah Perang 6 Hari pada tahun 1967. Perang antara Israel melawan aliansi Mesir, Yordania, dan Suriah ini dimenangkan oleh Israel. Israel berhasil menguasai wilayah Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza dari Mesir, Dataran Tinggi Golan dari Suriah, dan Tepi Barat juga Yerusalem Timur dari Yordania.
Sementara Zion kemudian terpecah ke dalam 2 partai : Partai Likud dan Partai Buruh. Partai Buruh ini lebih moderat dan mulai membicarakan kemerdekaan Palestina serta mengembalikan wilayah yang direbut dalam Perang 6 Hari. Sementara itu, Partai Likud pun terpecah ke dalam partai-partai fundamentalis yang lebih keras. Contoh dari partai-partai tersebut adalah Partai Morasha dan Partai Kach. Partai Kach ini dimotori oleh Rabbi Meir Kahane, bersifat violence, dengan tujuan mengusir seluruh orang Palestina dari Tanah Israel. Namun, Partai Kach bersifat minoritas di Israel, tetapi sangat agresif.
Referensi
Helmut Dahm, “The Function and Efficacy of Ideology,” Journal of Studies in East European Thought, Volume 21, Number 2 / May, 1980, p.109-118
J. Salwyn Schapiro, Liberalism: Its Meaning and History, (New Jersey: D. Van Nostrand Company, 1958)
James Fulcher, Capitalism: A Very Short Introduction, (New York: Oxford University Press, 2004)
Kathleen Knight, “Transformations of the Concept of Ideology in the Twentieth Century”, dalam American Political Science Review, November 2006.
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Edisi 1 (Jakarta: Gramedia, 1996)
Mary Hawkesworth and Maurice Kogan, Encyclopedia of Government and Politics, Vol. 1, (New York: Routledge, 1992)
Michael Newman, Socialism: A Very Short Introduction, (New York: Oxford University Press, 2005)
Nicola Smith, “Neoliberalism” dalam Mark Bevir, Encyclopedia of Governance, Volume 1 and 2, (California: Sage Publications, 2007)
P. H. Collins, Dictionary of Politcs and Government, 3rd Edition, (Bloomsbury Publishing, 2004)
Teun A. van Dijk, “Ideological Discourse Analysis” dalam New Courant, Edisi 4, (Helsinki: University of Helsinki, 1995) p.135-161.
tags:
pengertian ideologi definisi ideologi macam-macam ideologi jenis ideologi skema ideologi kapitalisme neoliberal fundamentalisme
55 Komentar
thanks ya dah bantu cari tugasnya.. 1 kali lagi makasih...
BalasHapusSama-sama. Semoga bermanfaat.
BalasHapusmantaf...kalo aku terpaksa_ikutanisme aja lah..
BalasHapusBoleh ... boleh ...
BalasHapusko ga ada tujuan ideologinya ?
BalasHapusAda di pengertian menurut Terry Eagleton di atas.
Hapusmakasih udda' ngebantu nyari tugasnya
BalasHapuskalau tentang ideologi2 Islam nya sendiri ada ga?
BalasHapusartikel yg ngebahas ttg berbagai bentuk/macam ideologi Islam yg ada hingga saat ini. Misal: Islam fundamental, Islam Sekuler, Islam garis keras, dll apa lagi? tq
kalo ada petunjuk tolong email kan yah
Hapusbicky.perdana@gmail.com
Lg nyari bahan tambahan untuk skripsi. Tq so much
Informasi sudah saya kirim melalui email.
HapusSama-sama. Semoga bermanfaat.
informasi yang baik tapi tidak "bagus"
BalasHapusKenapa tidak ada ideologi Islam yang dibahas secara khusus dalam pengertian addin.
Kenapa tidak ada ideologi pancasila?
Terima kasih atas masukannya. Untuk yang bernuansa Islam memang sangat sedikit kami sentuh di sub fundamentalisme. Sementara, untuk Pancasila sendiri memang malah tidak ada. Apabila ada kesempatan, insya' Allah akan kami lengkapi.
Hapussungguh sangat hebat orang-orang yg menciptakan ideologi2 diatas, saya jd bingung harus mengambil yg mna, yg pasti bukan kapitalis dan sosialis
BalasHapusTentu saja, dipilih dengan mana kepemilikan pribadi diakui seraya tidak melupakan maslahat umum serta orang-orang yang tidak mampu.
HapusKapitalis di negara kita udh mendominasi, apalagi pabrik mobil mereka yg sdh ada di buat di sini jg, sungguh ironis
BalasHapusYa, kenyataan mutakhir menunjukkan, kapitalisme merupakan mainstream ideologi. Pasar-pasar bebas, pembebasan tarif dan cukai, keterbukaan investasi, pergerakan modal akselerasi tinggi secara global, dan seterusnya, dan seterusnya.
Hapusmakasih gan ada tugas dari sekolah suruh cari ginian post yang sangat bermamfaat tq gan
BalasHapuskunjungi blog ane gan www.blogg-ilmukomputer.blogspot.com
Alhamdulillah. Insya' Allah kami sowan ke sana.
HapusThanks yach,,,
BalasHapusakhirnya tugasQ selesai jgaa...
Post yang bermamfaat...
Alhamdulillah. Sukses untuk Anda.
HapusKalau pengertian dari ideologi komunisme sendiri itu apa ?
BalasHapusThomas M. Magstadt mendefinisikannya "A political system based on radical
Hapusequality; the antithesis of capitalism." [Sebuah sistem politik yang didasarkan pada kesetaraan radikal; antitesis dari kapitalisme].
Sebagai sistem politik, komunisme adalah sistem pemerintahan yang diendors oleh aparatus partai komunis (misalnya Partai Komunis Cina), muncul sebagai partai berkuasa, menghapuskan kelas penguasa dan pengusaha, mengintroduksi diktator-proletariat, dengan tujuan akhir menciptakan kemakmuran dan masyarakat tanpa kelas ekonomi dan sosial (tujuan akhir ini tidak pernah terwujud hingga kini).
Kesetaraan radikal bermakna komunisme bertujuan menghapus segala sistem sosial, ekonomi, dan politik lama seperti menghapuskan organisasi keluarga, waris, kelas pemilik modal, penyitaan hak milik pribadi, dan sejenisnya. Muara dari ini adalah, terciptanya classless society. Juga, menurut para ideolognya, terjadi whittering away of the state (berangsur menghilangnya negara).
Sebagai antitesis kapitalisme, maknanya adalah komunisme hadir sebagai keping mata uang berbeda dari kapitalisme. Apabila kapitalisme bertujuan mengakumulasi modal di tangan kapitalis, komunisme merebut modal tersebut dan mengalihkannya kepada kelas pekerja. Apabila kapitalisme menjunjung tinggi hak milik pribadi, komunisme justru menegasikannya.
Hal kritis tentu harus diutarakan. Sebagai sistem politik, komunisme terus bertumbangan. Dari 25 rezim komunis dunia pra 1990, kini tertinggal hanya 3 saja. Dari 3 ini, Cina berangsur ke arah kapitalisme, Kuba berjalan sendiri dengan model kediktatoran personal, dan Korea Utara kiranya serupa. Kultus individu menggejala di tiap negara komunis, terjadi pemusatan kemakmuran di segelintir elit partai, dan kemakmuran umum tidak kunjung terjadi.
Demikian. Semoga bermanfaat.
trims atas tulisannya yang berbobot membantu saya memahami jenis ideologi dunia.
BalasHapusAlhamdulillah. Semoga bermanfaat.
Hapuscuplik ya, terima kasih ini sangat bemanfaat
BalasHapusSilakan. Alhamdulillah.
HapusBagaimana dengan konservatisme? Apakah sudah tidak signifikan lagi sebagai ideologi? Juga, menurut Anda bagaimana posisi dan perbedaan konservatisme dengan fundamentalisme? Apakah partai-partai di Indonesia menggenggam suatu ideologi tertentu yang distinct dari partai lainnya? Ini bahasan yang menarik.
BalasHapusKonservatisme apabila didefinisikan sebagai aliran politik yang berupaya memertahankan konstitusi, nilai, dan konvensi-konvesi yang berlaku manakala negara tersebut didirikan tentu saja tidak pernah akan mati. Akan selalu ada elemen-elemen politik tertentu di dalam negara yang menggunakan isu konservatisme tersebut untuk membela raison d'etre berdirinya negara. Tentu saja, konservatisme berbeda dengan fundamentalisme. Fundamentalisme selalu didasarkan pada sebuah kitab suci ataupun penafsiran atas agama tertentu, sementara konservatisme bisa juga bercorak fundamentalis tetapi bisa pula sekular, bergantung pada ideologi yang digunakan manakala negara tersebut didirikan. Mengenai partai-partai di Indonesia, ideologi mereka satu sama lain tidak memiliki distict yang relatif tajam. Itulah maka dapat dinyatakan bahwa konfigurasi ideologi di Indonesia coraknya plural-moderat, bukan plural-terpolarisasi seperti Libanon. Apabila memang mencari distict yang cukup menarik, dapat saja dibandingkan antara PKS dengan PDIP.
HapusDemikian tanggapan dari saya. Semoga bermanfaat.
mas, ada tulisan yang membahas tentang dinamika politik di Turki?
BalasHapusSayangnya, saya tidak memiliki tulisan mengenai hal tersebut. Mohon maaf. Semoga bermanfaat.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenurutq ideologi tak lagi menjadi landasan berpijak bagi sebagian besar organisasi, khususnya partai politik. sebagian besar partai politik di Indonesia menjadikan ideologi hanyalah sebagai peraga SENSASI belaka dengan tujuan untuk meraih SIMPATI masa
BalasHapusPengamatan Anda tepat. Untuk kasus parpol ini saya sepakat dengan Anda.
HapusApabila berkenan mohon di perbanyak bahasan ideologi politik kanan. Terima kasih, bermanfaat sekali.
BalasHapusTerima kasih atas masukannya.
Hapusmaaf, apakah saya boleh copas ? untuk bahan skripsi, dari daftar pustakanya ternyata banyak yang dari buku ya. jadi nya susah cari di internet karena saya tidak dapat memastikan, apakah saya bisa dapat materinya ? terutama tentang ciri-ciri sosialis dan liberalis. terima kasih banyak.
BalasHapusjika berkenan bisa kirim di email saya rahmawaatiabda12@gmail.com
Silakan. Semoga bermanfaat.
Hapusartikel nya bagus buat pemula kaya saya.. makasih ya
BalasHapusTerima kasih. Sama-sama. Semoga bermanfaat.
HapusKalau agama hindu kira2 ideologi politiknya apa ya?
BalasHapusSepemahaman saya agama Hindu tidak memiliki ideologi politik.
HapusDemikian tanggapan saya. Semoga bermanfaat.
Terima kasih atas infonya.
BalasHapusMudah sangat untuk difahami.
Saya minta izin untuk gunakan dalam kajian saya ya.
Sama-sama. Silakan. Semoga bermanfaat.
HapusTerima kasih. Sangat membantu
BalasHapusAlhamdulillah. Sama-sama, semoga bermanfaat.
HapusKlu mmbahas ideologi wajib bersifat global dan bs diterapkn dmn saja asal mmenuhi syarat2nya.Misal,ada mbahas 3 komponen yaitu ttg manusia,alam smesta dan kehidupan. Klu tdk ada maka hny dikatakn sbgai sebuah falsafah saja yaitu mmbcrkn suatu ide secara umum.
BalasHapusMmbahas ttg ideologi wajib mmbahas ide dasarnya dan aturan2 apa yg bakal diterapkn. Secara global ideologi itu cuma 3.
1.Ideologi yg tdk percaya adanya Tuhan.
2.Ideologi yg percaya adanya Tuhan tp sebatas ritual belaka.
Tuhan hny ada di tempat2 ibadah.
3.Ideologi yg percaya pd Tuhan dan bersedia diatur dgn aturan2Nya yg tertuang dlm kitab suci yg mncakup ipolesosbudhankam.
Terima kasih atas tanggapannya.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusTerima kasih atas ilmunya.
BalasHapussemoga Tuhan membalas kebaikan anda.
Sama-sama. Alhamdulillah.
HapusHalo kak, aku mau izin copas materinya buat tugas aku, boleh minta sumbernya untuk yang skema pembentukan ideologi tidak kak? Terimakasih kak
BalasHapusHalo Salma. Silakan.
HapusUntuk sumber skema pembentukan ideologi adalah:
Seta Basri, Pengantar Ilmu Politik (Yogyakarta: IndieBook Corner, 2011) h. 167.
Saya minta bantuan boleh ga ? Mungkin ada referensi mengenai basis ideologis. Basis ideologis itu ada dua, yakni basis nilai dan basis gerakan. Mungkin bisa bantu menjelaskan masing-masing basis ideologis itu. Trimakasih
BalasHapusBoleh dong.
HapusBasis nilai adalah apa yang dinilai tinggi oleh ideolog lalu diikuti oleh followernya. Misalnya, nilai kebebasan, kesetaraan, sekularisasi, adalah basis bagi ideologi Liberalisme. Nilai-nilai pertentangan kelas, kepemilikan alat produksi, adalah basis bagi sosialisme dan lebih ekstrimnya komunisme. Nilai puritan dalam interpretasi agama sebagai koreksi atas kondisi masyarakat atau penafsiran mainstream atas ajaran agama adalah basis bagi Fundamentalisme.
Saat sudah diidentifikasi, dipetakan, dan didiseminasikan, nilai-nilai tadi (liberalisme, sosialisme, fundamentalisme) menggerakkan leader dan follower ideologi ke dalam bentuk gerakan sosial buruh, intelektual, seniman, mahasiswa, politik. Wujud nyata dari gerakan sosial adalah collective action seperti demonstrasi, lobi politik, atau bentuk paling ekstrim, terorisme.
Demikian, semoga bermanfaat.
Terima kasih banyak. Sangat membantuuuuu huhu makasiiih
HapusAnonim pun dapat berkomentar. Namun, tentu saja dengan akun pun sangat dipersilakan. Jika sudah klik Publikasikan. Juga pemirsa boleh bersoal/sharing tanggapan. Komentar pemirsa tentu tidak berisi kata atau link yang merujuk pada p*rn*grafi, jud*, *ogel, kekerasan, atau sejenisnya. Terima kasih.