Orang-orang India yang Tinggal di Indonesia sesungguhnya dapat dilacak hingga periode non sejarah Indonesia (sebelum ditemukan bukti tertulis). Kini, orang India merupakan etnis imigran kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Cina.[1] Istilah imigran pada tulisan ini mengacu pada generasi pertama India yang menetap di Indonesia setelah meninggalkan tempat asalnya.
Seperti telah dikatakan, sesungguhnya, imigran India telah berhubungan dengan bumi nusantara sejak era awal Masehi. Melalui orang-orang India inilah berkembang agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Pada awalnya, orang India yang berhubungan adalah kelas brahmana yang diundang oleh para elit lokal Indonesia. Mereka diundang karena para elit Indonesia menginginkan pengajaran ilmu-ilmu baru di bidang agama, teknologi, dan ketatanegaraan. Lewat pengaruh India, aneka bentuk kerajaan di nusantara berkembang. Raja lambat-laun dianggap penjelmaan para dewa. Mulailah kerajaan (pusat aktivitas raja) menjadi sentral wilayah-wilayah sekeliling. Dua bentuk kerajaan yang kental pengaruh India adalah Sriwijaya dan Majapahit. Pengaruh tersebut utamanya berlangsung di lingkup agama, bahasa, dan konsep-konsep ketatanegaraan (termasuk filsafat politik).
Sumber Foto:
https://www.indiaeasytrip.com/art-and-culture-of-india.html
Di masa kemudian, penulis seperti A. Mani, menganggap orang-orang Asia Selatan, khususnya Tamil, telah bermigrasi ke Indonesia sekurangnya sejak pendudukan Belanda atas Indonesia.[2] Orang-orang keturunan mereka inilah yang kini banyak terdapat di Indonesia. Mani lalu mempresentasikan tabel perkembangan penduduk non pribumi seperti Cina, Eropa, Arab, dan Inggris-India di Indonesia 1815-1930 sebagai berikut:[3]
Cina merupakan penduduk non Indonesia yang paling banyak. Pada tahun 1930 jumlahnya mencapai 1.233.000 orang. Sementara orang India merupakan yang terkecil dalam mana periode 1920-1930 mereka hanya bertambah 11.000. Pertumbuhan ini merupakan yang terkecil ketimbang penduduk non Indonesia lainnya. Jika ditinjau dari persebaran domisili pulau, maka penduduk India di Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:[4]
Orang India terbanyak tinggal di Pulau Sumatera. Jika dispesifikkan lagi Sumatera mana, maka jawabannya Sumatera Utara. Sementara itu, dari suatu studi yang dilakukan tahun 1977 mempresentasikan data warganegara India berdasarkan jenis kelamin di Indonesia sebagai berikut:[5]
Data di atas sekadar mempresentasikan jumlah orang India yang mengaku berkewarganegaraan India, bukan Indonesia. Dengan demikian menjadi mungkin bahwa jumlah etnis India (dan keturunannya) lebih banyak dari data. Juga termasuk mereka yang mengakui sudah menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
Hingga tahun 1980-an, etnis India di Indonesia terutama terkonsentrasi di Sumatera Utara dan Jakarta. Di Sumatera Utara etnis India mayoritas berasal dari suku Tamil dan kelompok Sikh. Di Jakarta etnis India umumnya berkegiatan di lingkup bisnis dan berasal dari komunitas Sindh dan Sikh. Di Sumatera Utara, etnis India terkonsentarasi di Medan, Binjai, Sibolga, Tanjung Balai, Pematang Siantar, dan Tebing Tinggi. Pada perkembangannya hingga kini, terjadi migrasi etnis India dari Sumatera Utara dan India ke Jakarta. Ini diakibatkan Jakarta merupakan metropolis Indonesia, tempat kegiatan bisnis terpusat.
Etnis India di Indonesia pun dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, keturunan India yang berasal dari periode kolonial. Mereka menganggap Indonesia tanah air mereka dan identitas keindiaannya relatif telah melemah. Kedua, kelompok India yang berbisnis. Mereka datang ke Indonesia sebelum dan sesudah periode perang. Rata-rata mereka punya tingkat kehidupan yang cukup baik, percaya diri bahwa mereka adalah orang Indonesia, dan anak-anak mereka telah membentuk aspek-aspek identitas keindonesiaan. Ketiga, kelompok India yang masuk ke dalam kategori investor. Kedatangan mereka agak terlambat jika dibandingkan orang-orang Jepang dan Korea. Kepentingan utama mereka adalah pekerjaan (bisnis) sehingga berupaya mengadaptasi aturan-aturan dasar bermasyarakat yang dianut Indonesia. Mereka ini terdiri atas kaum profesional teknologi informasi, banker, operator dana bantuan, ahli asuransi, dan konsultan bisnis.[6]
Mengenai berapa jumlah etnis India di Indonesia, sensus penduduk tahun 2000 yang direkam oleh A. Mani menyebut jumlah mereka 34.685. Sekitar 22.047 atau 64% tinggal di Sumatera Utara sementara di Jakarta berjumlah 3.632 atau 11% saja. Wilayah lain di mana terdapat jumlah etnis India yang cukup besar adalah Sumatera Selatan (1.245 atau 4%), Jawa Timur (1.164 atau 3%), Kalimantan Barat (1.150 atau 3%), dan Jawa Barat (1.033 atau 3%). Sisanya tersebar di wilayah-wilayah Indonesia lainnya.[7] Agama orang-orang India tersebut adalah Hindu (40%), Islam (30%), Buddha (17%), Protestan (6%), Katolik (5%), dan 2% agama lain.
Mani melanjutkan bahwa di Jakarta, aneka bisnis orang India awalnya terkonsentrasi di sekitar Passer Baroe (Pasar Baru) Jakarta Pusat.[8] Pada perkembangannya, konsentrasi ini menyebar dengan tetap mempertahankan Passer Baroe selaku kantor administrasi pusatnya. Orang Sikh dari Medan banyak pula yang mencari tempat tinggal di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Aktivitas etnis India lebih banyak berlingkup di bidang ekonomi sama seperti Cina. Orang India dari kelompok Sindhi distereotipkan sebagai pebisnis tekstil, orang Sikh pada bisnis peralatan olah raga, Tamil di Medan dengan pertanian, perusahaan konstruksi dan bisnis kecil, sementara orang Sikh di Medan terkenal sebagai peternak sapi dan bisnis alat olah raga.
Menurut Anita Raina Thapan, komunitas Sindhi berasal dari wilayah India yang kemudian menjadi Pakistan tahun 1947. Komunitas ini 25% nya beragama Hindu dan mereka terbagi, antara yang memutuskan pindah ke India yang mayoritas Hindu atau berdiaspora ke belahan dunia lain.[9] Kelompok Sindhi India di Jakarta mulai melepas identifikasi awalnya, yaitu stereotip mereka selaku pebisnis tekstil, dengan merambah bidang pabrikasi tekstil, karpet, garmen, farmasi, dan kimia. Harga garmen dan tekstil yang mereka tawarkan lebih murah ketimbang Cina.
Selain itu, kelompok Sindhi juga merambah bidang sosial dan pendidikan. Banyak didirikan rumah suaka bagi anak yatim-piatu dan janda kalangan Sindhi.[10] Rumah yang terkenal adalah Gandhi Service Center (Gandhi Sewa Loka). Untuk lembaga pendidikan, di Jakarta berdiri Gandhi School di Pasar Baru, Khalsa School di Medan (Khalsa School dikelola kelompok Gurudwara Sikh), Nehru School di Medan, dan Saraswathi School di Surabaya. Kecuali Khalsa School, sekolah-sekolah tersebut dikelola oleh orang-orang Sindhi, termasuk Texmaco School yang didirikan oleh Perusahaan Texmaco.
Yayasan Pendidikan Satya Sai Baba Indonesia didirikan tahun 2000 dengan tujuan utama menyebarkan pendidikan nilai-nilai kemanusiaan kepada seluruh warganegara Indonesia. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia (Depdiknas) mengizinkan organisasi ini mengadakan seminar bagi 2000 guru serta menjadikan SMAN 22 selaku sekolah model bagi pengajaran siswa. Kurikulum dominan yayasan ini adalah nilai-nilai kemanusiaan.[11] Jawaharlal Nehru Cultural Center (JNCC) di Jakarta didukung oleh Kedubes India guna mempromosikan budaya India di Indonesia. Kegiatannya meliputi kelas-kelas belajar tari dan musik India. Salah satu kantor cabangnya di Bali, sukses dalam menarik minat sejumlah besar orang Indonesia yang hendak belajar budaya India.
Kelompok Sindhi banyak melakukan pengembangan bisnis. Ini termasuk Ram Barwani lewat K. Haloomal & Co. (karpet), Jawahar Punjabi lewat Luxury 22, Jamu Punjabi (MD Films), Ram Punjabi (MNC), Nico J. Horan (industri fashion), Gopi Samtani (Rapi Films), Ram Soraya (Soraya Films). Termasuk kelompok Sindhi ini adalah Haresh Lakshamana yang memiliki Century 21, perusahaan importir film terbesar Indonesia.
Menurut A. Mani, kelompok Sikh di Jakarta banyak berasal dari Medan.[12] Rata-rata mereka adalah pekerja sektor wirausaha dan tentunya memiliki pekerja sendiri. Mereka rata-rata menguasai Bahasa Inggris karena merupakan bahasa pengantar di Khalsa School Medan. Bisnis peralatan olahraga menjadi trademark kelompok Sikh ini, kendati mereka juga relatif berhasil merambah bisnis coastal shipping di Indonesia. Migrasi kelompok Tamil dari Medan ke Indonesia berjalan seiring bangkitnya Texmaco Jaya di bawah kepemimpinan Marimuthu Srinivasan (atau kerap dieja Sinivasan). Di India, Tamil secara georafis ada di selatan anak benua India, dan semakin banyak migran dari sana diserap oleh perusahaan Texmaco Jaya. Kelompok Tamil dan Sikh lalu menjalin persahabatan akibat pertukaran pekerja ini.
Selain kelompok-kelompok di atas, kini terdapat pula kaum investor India di Indonesia. Mereka misalnya Aditha Birla Group, L.N. Mittal di Surabaya, EWSR Group dari Chennai, dan J.K. Files di Surabaya (termasuk PT. Pokok). Selain itu, perusahaan-perusahaan seperti TVS (kelompok Tamil Nadu), Bajaj, dan Pangor Group termasuk ke dalamnya. Khusus TVS merupakan produsen kendaraan bermotor yang siap menyaingi Jepang di Indonesia.[13]
Secara sosial, interaksi kelompok Sindhi dan Sikh di Jakarta terpusat di Passer Baroe, khususnya pada Gurudwara Sikh. Kelompok Sindhi awalnya pengikut Guru Sikh yang di Jakarta jumlahnya lebih besar ketimbang Sikh. Namun, kalangan Sindhi ini lebih berpatron pada Gurudwara Passer Baroe yang dikendalikan kelompok Sikh.
Menurut Mani, sebelum kedatangan kalangan Sikh dari Medan, terdapat dua Gurudwara di Jakarta.[14] Yang tertua ada di Tanjung Priok, sementara Gurudwara Passer Baroe muncul belakangan. Gurudwara Passer Baroe didominasi kelompok Sikh dan Sindhi yang aktivitasnya berpusar di komunitas bisnis. Pada perkembangan kemudian, Balwant Singh, pengusaha sukses dari Medan, mendonasikan tanahnya guna membangun gurudwara di kawasan Ciputat. Santok Singh dan Major Kumar juga mendirikan gurudwara di Tangerang, Banten. Dua gurudwara terakhir ini terbentuk akibat persaingan kelompok yang telah lama diam di Jakarta (gurudwara Tanjung Priok dan Passer Baroe).
Gurudwara Ciputat dan Tangerang cenderung berkompetisi satu sama lain. Kelompok Sindhi tertarik pada gurudwara Passer Baroe dan Tanjung Priok. Mereka sekaligus partisipan utama sejumlah kuil, termasuk yang tertua yaitu kuil Siwa di Pluit (berdiri 1954). Kuil tersebut mengakomodasi kepentingan yang berbeda dari umat Hindu di Jakarta. Kuil tersebut berisikan tokoh-tokoh suci kalangan Sindhi seperti Garuda, Hanoman, Guru Nanak, Sai Baba, dan Sri Rama. Selain Kuil Siwa di Pluit itu, terdapat pula bangunan-bangunan suci lain seperti Sadhu Vaswani Center di Jakarta, Svami Satsang Beas di Cibubur, Devi Mahdir di Kemayoran.
Selain membentuk kelompok berdasar agama, etnis India di Indonesia juga membentuk aneka organisasi kemasyarakatan. Untuk itu bisa disebut India Club, Indonesia Tamil Mandram, The Economic Council of Indonesia and India (ECII), Indian Women’s Association, dan Jawaharlal Nehru Cultural Centre.[15] ECII mirip dengan kadin-nya pengusaha dan bisnis India di Indonesia. Mereka mewakili kepentingan anggotanya saat berhadapan dengan pemerintah Indonesia.
Di masa datang ECII berniat bergabung ke Kadin Indonesia guna meningkatkan representasinya baik di sektor pemerintah maupun privat di Indonesia. Klub India merupakan klub sosial dari keluarga-keluarga ekspatriat India di Jakarta. Klub ini menyediakan platform interaksi antaranggota dan keluarganya dalam even-even kultural seperti Holi dan Deepavali.
Bahasa Hindi dan Inggris adalah pengantar dalam klub sosial ini. The Indonesia Tamil Mandram dimulai oleh Sundar Raman. Raman yang juga mengetuai Trisakti Group of Consultans, kerap memberi nasehat bagi pada investor India yang akan menanamkan modal mereka di Indonesia. Keanggotaan organisasi ini meliputi 200 keluarga Tamil di Jakarta. Organisasi juga mendidik orang-orang Tamil agar masuk menjadi keluarga Tamil, utamanya yang berasal dari Medan. Atma Jyoti adalah organisasi Tamil lain yang dibangun oleh orang-orang Tamil asal Medan. Pada perkembangannya Atma Jyoti menjadi pusat kaum muda Tamil asal Medan untuk saling mengenal satu sama lain. Kegiatannya meliputi pertunjukkan budaya yang menampilkan lagu dan tarian khas Tamil melalui film. Keluarga Tamil asal Medan juga menggunakan organisasi ini untuk social gathering di Jakarta.
Baca Juga:
Referensi
[1] Milton E. Osborne, Southeast Asia: An Introductory History, (New South Wales: Allen & Unwin, 2004) p.113.
[2] A. Mani, Indians in North Sumatra dalam K. S. Sandhu and A. Manni, eds., Indian Communities in Southeast Asia (Singapore: ISEAS, 1993) p.48.
[3] ibid., p.48.
[4] ibid., p.49.
[5] ibid., p.50.
[6] A. Mani, Indians in a Rapidly Transforming Indonesia dalam K. Kesavapany, ed., et.al., Rising India and Indian Communities in East Asia, (Singapore: ISEAS Publishing, 2008) p.229-30.
[7] ibid., p.231.
[8] ibid.
[9] Anita Raina Thapan, Sindhi Diaspora in Manila, Hong Kong, and Jakarta (Manila: Ateneo de Manila University Press, 2002) p.1.
[10] A. Mani, Indians ..., op.cit., p. 240-2.
[11] ibid., p.245.
[12] ibid.
[13] ibid .p.240.
[14] ibid. p.245.
[15] ibid., p.247-9.
tags:
etnis india di indonesia india tamil india sindhi india sikh gurudwara tamil madram passer baroe pasar baru texmaco tvs bajaj twenty one century Sadhu Vaswani Center Svami Satsang Beas guru nanak sai baba khalsa school gandhi school gopi samtani rapi films soraya etnis india
45 Komentar
gurudwara pasar baru lebih cendenrung menggunakan pratek atau ritual yg ada pada agama hindu dan lebih didominasi kaum sindhi
BalasHapusTerima kasih untuk informasi Anda.
Hapusorg"sikh adlah org india suku punjabi yg mayoritas beragama sikh.
BalasHapusTerima kasih atas informasinya.
HapusBagaimana dengan komunitas India di Surabaya, mohon infonya...
BalasHapusDi Surabaya, banyak pengusaha-pengusaha Sindh yang mendirikan perusahaan. Salah satu tokohnya adalah T. D. Kundan. Komunitas Sindh ini terkenal dengan bisnis tekstilnya. Selain itu terdapat pula komunitas Sikh. Tokohnya adalah adalah M. S. Gill yang merajai bisnis ritel peralatan olahraga seperti merk Adidas dan Speedo. Umumnya, dapat ditaksir komunitas India yang terdapat mengikuti pada area bisnis yang digeluti komunitasnya.
HapusDemikian. Semoga bermanfaat.
Bagaimana dengan komunitas India di Surabaya, mohon infonya...
BalasHapusMungkin sudah ditanggapi di bagian atas.
HapusKomunitas india dikaltim blur bnget
BalasHapusBlur yang dimaksudkan apakah samar ataukah membaur?
HapusSelain Tamil, masih ada sub-etnis India lainnya, yaitu Malayalam dan Telugu.
BalasHapusTamil berasal dari Provinsi Tamil Nadu.
Malayalam berasal dari Provinsi Kerala.
Telugu berasal dari Provinsi Andhra Pradesh.
Semuanya itu ada di India Selatan, tetangga2an.
Sindhi dan Punjabi itu mau dibilang pure India juga gak 100%.
Karena orang Punjabi kebanyakan terdapat di Pakistan.
Di Pakistan, lebih dari 40 persen warganya adalah suku Punjabi (mayoritas Islam dan Sikh gak sampai 1 persen).
Sisanya adalah Sindhi, Saraiki, Balochi, dan Pashton.
Sedangkan di India, orang Punjabi hanya sekitar 2 persen dan mayoritas orang Punjabi di India itu agama Sikh.
Berbeda dengan orang Punjabi di Pakistan yang 90an% beragama Islam aliran Sunni, Shia, ataupun Ahmadiyya.
Pusat agama Ahmadiyya ada di Pakistan.
Di Medan ada 4 kuil Sikh, Binjai ada 1, Pematang Siantar ada 1, Jakarta ada 2, dan Tangerang ada 1.
Surabaya dan Palembang masing2 ada 1 tapi gak tau apakah masih aktif atau gak.
Selain itu, masih ada suku Benggali dari Bangladesh (masih termasuk saudaraan sm orang India) dan suku Marathi dari Provinsi Maharasthra
Namun sudah sangat jarang ditemukan.
Terima kasih atas informasinya Pak Benny. Salam.
Hapusmohon maaf saya ingin bertanya di manakah tempat ibadah kaum sikh di kota surabaya ini...? mohon di infokan alamatnya...terimakasih
HapusAda yang bisa menginformasikan?
Hapuswah, ini pengetahuan yang bagus buat saya.
BalasHapusapakah ada data sensus yang lebih update ttg populasi etnis india di indonesia?
Terima kasih. Untuk update informasi, saya belum mengetahuinya.
HapusBagaimana dengan orange India dimalang?
BalasHapusSaya kira cukup banyak ya. Restorannya tersebar di sana.
HapusSelain resto2 India di Malang, adakah semacam perusahaan India disana yg bergerakbdi bidabg pendidikan?
HapusMau tanya ni Adakah Suku india yg di medan Bermarga GIRI. ? / Family name. Karna sy lihat di google bahwa MARGA GIRI BERASAL dari INDIA , sy ingin cari info tentang marga keluarga Kami GIRI yang berada di pulau rote indonesia Timur
BalasHapusMungkin ada yang bisa memberikan informasi?
HapusGiri suku yg ada di nepal
HapusTerima kasih masukannya.
HapusTerima kasih atas ulasannya.
BalasHapusKebetulan kami dari URJA - bilaterla concept India - Indonesia. Bisakah saya mewawancarai Saudara Seta Basri terkait beberapa data tentang Indonesia - India.
Tolong hubungi kami di : https://facebook.com/ohmybollywood atau www.infosrk.club
Kami ingin mengetahui lebih banyak data tentang hal ini.
Kami telah menanyakan kepada BPS dan CEIC tentang data tersebut namun belum mendapat tanggapan.
Maaf, setelah saya kunjungi halaman telah dihapus.
HapusKomunitas India apakah ada referensi toko2 gordyn di jakarta yang diusahakan oleh warga India ?
BalasHapusDi Jakarta, Pasar Baru bisa anda gunakan sebagai referensi penelitian anda.
HapusTerimaksih atas pengetahuan yang saudara tulis, saya perlu sumber bacaan, salah satunya buku yang ditulis A. Mani bagaimana saya bisa berkomunikasi dengan saudara?
BalasHapusUntuk buku A. Mani sepengetahuan saya bisa digoogling Pak. Cukup informatif.
Hapusbaru tau banyak orang india di bumi pertiwi ini.
BalasHapusemang admin juga keturunan india ya! kayak tau banyak gitu perihal orang india di indonesia.
Saya bukan keturunan India. Saya sekadar tahu dari buku-buku referensi yang saya baca.
HapusAda juga komunitas keluarga India yg sempat menetap dan berbaur di tanjung selor (Kalimantan Utara)
BalasHapusDan membangun sebuah toko bernama BOMBAY SHOES di Kampung Arab,Tanjung Selor,Bulungan.
Terima kasih informasinya. Sangat saya apresiasi.
HapusSeta... Apa kabar
BalasHapusHaloo Bapak Diva kabar baik lah ...
HapusSaya masih belum paham bgttbgt India.. yang pasti saya pernah di kasih tau bapak saya kalau kakeknya bapak saya turunan India dari gujarat, tpi kakeknya bapak saya itu menikah dgn indo asli dan tinggal di Padang daerah bukit tinggi.. saya ga ngerti suku2nya, pernah nanya katanya dirahasiakan gatau kenapa ya.. yang pasti saya taunya kakek saya (bapaknya bapak saya) dan saudara2 kakek saya nama belakangnya Burhan. Saya juga di kasih nama belakangnya ba Burhan (Bani Burhan) kebetulan memang dari atasnya India muslim.. ahh saya bnr2 ga paham knp dirahasiakan, jujur saya penasaran bgt
BalasHapusTerima kasih informasinya.
HapusBgmn org india yg ada di madura dr manakah asal mrk
BalasHapusMaaf baru membalas. Anda dapat mempelajari secara cukup lengkap di sini:
Hapushttp://www.lontarmadura.com/asal-usul-leluhur-orang-madura/
Semoga bermanfaat.
bagaimana org india tamil nadu dari suku maraikar yang datng ke demak ,apa ada informasinya?
BalasHapusNama suku atau marga tersebut saya kurang paham informasinya. Yang jelas mereka secara agama adalah Islam, seperti A. Hassan (pendiri Persatuan Islam di Bandung) yang juga orang Maraikar dari Madras.
HapusAdakah orang India yang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat?
BalasHapusAdakah yang dapat memberikan masukan ? Silakan.
HapusSebenarnya keturunan India jauh lebih banyak dari yang ada di data statistik. Karena ada juga yang tidak menyadari bahwa leluhurnya berasal dari India. Lihat saja ciri fisik kebanyakan orang Sumatra, banyak yang sekilas mirip orang India, namun secara suku mereka menyebut diri mereka suku Padang, Mandaliling, Angkola, Karo, Aceh, dan sebagainya.
BalasHapusPendapat Anda sangat masuk akal. Ketika leluhur dari India ini melakukan pernikahan dengan penduduk lokal (atau dari ras lain) maka secara genetis, fenotip akan menyesuaikan diri dan secara lebih lanjut mengubah sifat genotip. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus, maka ciri-ciri umum suatu spesies akan memudar. Namun, tetap dapat dilakukan pelacakan oleh sebab gen (melalui genotip) cenderung mempertahankan sifat mereka, khususnya media DNA. Inilah yang membuat ciri-ciri "keindiaan" ada di orang Padang, Mandailing, Angkola, Karo, Aceh, dan sebagainya.
HapusTeima kasih atas komentarnya.
Anonim pun dapat berkomentar. Namun, tentu saja dengan akun pun sangat dipersilakan. Jika sudah klik Publikasikan. Juga pemirsa boleh bersoal/sharing tanggapan. Komentar pemirsa tentu tidak berisi kata atau link yang merujuk pada p*rn*grafi, jud*, *ogel, kekerasan, atau sejenisnya. Terima kasih.